GELORA.CO - Pegiat media sosial, Christ Wamea menyindir Wali Kota Medan dan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution atas sejumlah wilayah di Medan yang dilanda banjir.
Christ Wamea mengungkit kritikan Bobby Nasution kepada Petahana saat maju sebagai calon Wali Kota Medan pada tahun 2020.
Ia mengatakan bahwa Bobby Nasution hanya hebat dalam hal pencitraan sehingga fakta selalu terbalik dari perkataannya.
“Hebatnya cuma pencitraan jadi fakta selalu terbalik,” kata Christ Wamea pada Kamis, 25 November 2021.
Bersama pernyataannya, Bobby Nasution membagikan dua tangkapan layar berita soal Bobby Nasution.
Tangkapan layar pertama berjudul “Bobby Nasution ‘Serang’ Petahana dengan Banjir, Jalan Berlubang dan Korupsi, Akhyar Nasution Balik Bicara Data”.
Tangkapan layar kedua berjudul “Bobby Nasution Minta Maaf Banjir Rendam Kota Medan”.
Dilansir dari JPNN, banjir merendam sejumlah wilayah di Kota Medan, Sumatera Utara pada Selasa malam, 23 November 2021.
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan, ada sekitar 200 titik genangan air tersebar di beberapa wilayah dengan total drainase sepanjang 5.000 kilometer di kota itu.
Bobby Nasution sebagai Wali Kota pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Medan terkait musibah banjir tersebut.
“Sebagai wali kota Medan, saya memohon maaf kepada seluruh warga Medan atas masalah banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Medan,” ucapnya pada Rabu, 24 November 2021.
Pada 2020 lalu, Bobby Nasution “menyerang” petahana yang jadi pesaingnya di Pilkada Medan, Akhyar Nasution mengenai persoalan banjir.
“Banjir tak pernah usai, jalan lubang, sampah di mana mana. Korupsi tidak pernah selesai,” kata Bobby Nasution dalam debat Pilkada Medan, Sabtu, 21 November 2021, dilansir dari VOI.
Menantu Presiden Jokowi ini juga menyinggung cara petahana, Akhyar Nasution yang ingin membuat taman di atap gedung untuk mencegah banjir.
“Tadi soal taman di rooftop bisa cegah banjir bagaimana penjelasannya? kalau buat polusi mungkin saya setuju,” katanya.
Bobby Nasution menilai bahwa taman yang berada di atas atap gedung berfungsi untuk mencegah polusi, bukan untuk mencegah banjir.
Ia pun mengusulkan bahwa salah satu upaya mengatasi persoalan banjir di Kota Medan dengan cara membenahi drainase.
Menurut Bobby Nasution, banyak drainase di Kota Medan tak lancar mengalirkan air hujan karena tertutup oleh sedimentasi.
Tak hanya itu, ia juga berjanji akan membuat lubang biopori di pelbagai titik di Kota Medan sebagai sarana serapan air hujan.
“Jadi bukan hanya bicara rooftop yang bisa kita jadikan flying garden. Flying garden ini kita ketahui untuk mengurangi polusi, bukan untuk banjir,” kata Bobby Nasution. [terkini]