GELORA.CO - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengoptimalkan penanganan terorisme hingga radikalisme dari pusat hingga ke pelosok daerah Indonesia. Ma'ruf juga mengusulkan agar penanganan terorisme dan radikalisme dengan melibatkan tokoh agama.
"Kita sudah punya lembaga ya, badannya, penanggulangan terorisme (BNPT) itu. Karena itu ini akan terus diintensifkan dari pusat sampai ke daerah, melibatkan tokoh-tokoh agama. Pertama, tentu kontra radikalisasi. Karena sudah terjadi proses radikalisasi kita kontranya. Kontra radikalisasinya," kata Ma'ruf di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (19/11/2021).
Ma'ruf Amin menjelaskan, saat ini pemerintah melalui BNPT telah mengupayakan deradikalisasi bagi masyarakat yang terpapar radikalisme. Ma'ruf menuturkan, metode deradikalisasi yang diterapkan disesuaikan dengan paham radikalisme yang dianut masyarakat tersebut.
"Kalau radikalisme itu disimpulkan oleh paham keagamaan yang keliru, itu yang harus dibetulkan. Tapi karena masalah-masalah ekonomi, tentu masalah ekonominya yang harus diperbaiki. Masalah misalnya ketidakadilan dari sisi mana yang harus diperbaiki. Pemahaman-pemahaman ini yang harus diluruskan. Karena itu sudah menjadi kesepakatan bahwa ini ditangani secara masif dari mulai sejak kecil, sedini mungkin supaya mereka tidak terprovokasi," jelasnya.
Tak hanya BNPT dan para tokoh agama, Ma'ruf Amin juga menginstruksikan agar seluruh lembaga dan masyarakat Indonesia terlibat dalam penanggulangan dan pemberantasan radikalisme dan terorisme. Menurutnya, upaya ini bisa digencarkan salah satunya melalui media sosial.
"Karena itu seluruh lembaga ini korlapnya adalah badan penanggulangan terorisme itu menjadi satu kesatuan dan kegiatan bersama, baik melalui yang paling penting juga itu melalui medsos. Makanya Kementerian Kominfo itu mempunyai peran strategis, merupakan satu kesatuan dari seluruh jajaran ini. Ini yang sudah kita lakukan," imbuhnya.[detik]