GELORA.CO -Dua nama menteri yakni Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir diduga kuat bermain dalam bisnis Tes Covid-19 PCR.
Perusahaan penyedia jasa tes Covid-19, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) dimiliki sahamnya oleh PT. Toba Bumi Energi yang diketahui berkaitan secara kepemilikan dengan Luhut Binsar Panjaitan, dan PT. Yayasan Adaro Bangun Negeri yang sahamnya dimiliki Boy Thohir yang tak lain adalah saudara dari Erick Thohir.
Komunikolog Politik Tamil Selvan mengatakan, dugaan bisnis PCR Luhut dan Erick ini menguatkan asumsi mengapa sejak awal pandemi Covid-19, kebijakan para Menteri di kabinet Jokowi selalu tumpang tindih.
Bahkan menurutnya menteri-menteri yang tidak berkaitan dengan tupoksi penanganan Covid malah lebih dominan, ternyata ada kepentingan bisnis terselubung didalamnya.
"Saat ini rakyat jadi mengerti mengapa ada menteri yang ngotot ngurusi covid padahal bukan wewenangnya. Ini bentuk nepotisme terbuka namanya, pejabat ini jangan goblokin rakyat dengan alasan entitas terpisah. Kalau punya malu, mundur!,” kata Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/11).
Dengan terbongkarnya informasi dugaan Luhut dan Erick berbisnis PCR, maka masyarakat akan menganggap Presiden Jokowi terlibat dalam nepotisme tersebut. Oleh sebab itu, menurutnya Presiden Jokowi harus mengambil langkah bijak untuk membersihkan citra nya di muka publik.
"Masyarakat akan mengangap Pak Jokowi ikut terlibat, apalagi LBP ini seolah Perdana Menteri di Kabinet Pak Jokowi. Maka Pak Jokowi perlu mengambil langkah bijak untuk membersihkan citra publiknya," unkapnya.
Disamping itu, lanjut Tamil, terbongkarnya informasi ini membuat publik semakin tidak mempercayai kepemimpinan Jokowi, hal itu ditandai dengan banyaknya pendukung Jokowi yang melakukan protes.
"Publik semakin antipati pada Pak Jokowi, buktinya pendukung seperti Deni Siregar pun angkap bicara untuk protes. Maka saya bilang, 2 menteri itu kalau tahu balas budi ke Pak Jokowi, mundurlah. Karena perbuatan mereka mencela nama baik Pak Presiden," demikian Tamil Selvan.(RMOL)