GELORA.CO -Ketua PBNU Habib Muhammad Salim Al Jufri menyesalkan pernyataan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang menyebut kondisi PBNU tidak kondusif jelang Muktamar ke-34 NU. Pernyataan Gus Ipul dinilai bernuansa provokatif.
"Kalau menggunakan asosiasi umum, makna tidak kondusif bisa berarti PBNU sedang kacau balau, situasi kantor sedang tidak mendukung untuk terjadinya aktivitas. Ini provokatif sekali lho," urai Habib Salim dalam keterangan tertulis kepada wartawan dikutip, Selasa (23/11/2021).
Sebagai sesama pengurus PBNU, Habib Salim berharap semua pihak tetap tenang. Dia meminta tidak ada pihak yang terseret pada provokasi-provokasi yang tidak semestinya.
"Kita semua keluarga besar NU harus tetap memberikan dukungan untuk menciptakan suasana yang teduh. Jangan mudah terjebak pada propaganda negatif macam begini," ujar Habib Salim.
Habib Salim menjelaskan situasi kantor PBNU adem ayem seperti biasa. Sejumlah kegiatan lembaga dan badan juga berjalan tanpa kendala.
"Saya memang tidak terlalu sering ke Kantor PBNU. Tapi insya Allah masih aktif mengikuti perkembangan di PBNU. Maaf-maaf ya, Gus Ipul itu Ketua PBNU yang hanya aktif pada saat ada memontum politik, muktamar atau pemilu. Beliau di grup WA saja tidak pernah nongol. Mana tahu kondisi PBNU dan perkembangan tentang SK-SK PWNU dan PCNU," tuturnya.
Gus Ipul Minta Muktamar NU Dipercepat
Sebelumnya, Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, Muktamar NU kemungkinan dimajukan sepekan dari jadwal sebelumnya. Ini menyusul rencana pemerintah yang akan menerapkan PPKM level 3 saat libur Natal dan tahun baru.
"Mayoritas menghendaki muktamar dipercepat. Idealnya dipercepat seminggu dari jadwal," kata Gus Ipul kepada detikcom, Kamis (18/11/2021).
Gus Ipul mengatakan, sesuai hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU tahun 2021, Muktamar NU harusnya dilakukan pada 23-25 Desember 2021 di Lampung.
Hasil Munas dan Konbes juga menyebutkan bahwa penyelenggaraan Muktamar bisa diajukan atau dimundurkan jika mendesak. Keputusan untuk memajukan muktamar selanjutnya diputuskan oleh PBNU.
"Saat ini mayoritas menginginkan Muktamar dipercepat karena menunda Muktamar pada Januari tahun 2023 tak menjamin pandemi telah melandai," terang Gus Ipul.
Gus Ipul juga menyayangkan pernyataan Sekjen PBNU yang menyebut Muktamar harus ditunda. Padahal ada opsi lain yakni mempercepat Muktamar.
"Mempercepat Ini adalah sejalan imbauan pemerintah. Terlalu terburu-buru kalau menyatakan Muktamar ditunda sebab menunda itu punya banyak implikasi," ujarnya.
Menurut dia, Muktamar NU dipercepat juga sangat mungkin dilakukan. Jumlah peserta juga bisa dikurangi misalnya dengan mengurangi peserta yang luring. Sementara yang daring diperbanyak.
"Dipercepat dengan prokes ketat, jumlah peserta dikurang online diperbanyak. Panitia pada dasarnya sudah siap. Menunda bisa jadi menyebabkan komplikasi yang luar biasa. Menambah banyak masalah. Karena suasana PBNU saat ini sudah tidak kondusif," pungkasnya.(detik)