GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sering merasa sedih dan tak kuasa menahan tangis saat tak bisa menolong orang lain.
Luhut mengatakan bahwa dirinya yang memiliki kuasa tinggi saja tak bisa menyelamatkan orang lain, apalagi yang tak memiliki kekuasaan.
“Saya sedih dan kadang mau nangis ketika ada orang yang saya tak bisa tolong, padahal saya katanya powerful dan sakti,” ujarnya dalam acara pembukaan UMKM Toba Vaganza, Jumat (12/11).
Menurut Luhut, kekuasaan seseorang tak lagi berlaku di masa krisis.
“Saya sudah minta tolong sana-sini, tapi saking penuhnya rumah sakit, tetap tidak dapat. Pandemi covid-19 ini belum selesai,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Luhut turut membeberkan update perihal peluang kerja sama investasi dan produksi obat Molnupiravir dari perusahaan Merck asal Amerika Serikat.
Luhut mengatakan bahwa pembicaraan kerja sama itu hampir menemui kesepakatan.
“Tadi malam saya bicara dengan Menteri Kesehatan Budi dan perwakilan Merck Industry. Kami hampir sepakat dan selesai, kita akan dapat pabriknya di Indonesia,” katanya.
Jika kesepakatan itu terlaksana, Indonesia bisa sedikit bisa bernapas lega terkait penanganan pandemi covid-19.
“Molnupiravir ini bisa menolong pasien early stage dalam waktu lima harian dan obat ini success rate-nya cukup tinggi,” tuturnya.
Meskipun begitu, hal tersebut dinilai belum menyelesaikan masalah. Luhut tetap meminta masyarakat untuk tetap disiplin.
“Berdoa tetap jalan, tetapi kalau kita tak disiplin, kita bisa mati,” paparnya. [genpi]