GELORA.CO - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai jajaran Komisi I DPR bagaikan anak-anak satu geng yang tengah reuni. Hal itu buntut dari pemakaian outfit atau seragam bercorak hijau yang disebut ala militer saat fit and proper test calon Panglima Jenderan TNI Andika Perkasa.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan agenda fit and proper pada Sabtu (6/11) itupun menyisakan kisah kontroversial lantaran mereka terlihat kompak mendandani diri dengan pakaian ala militer.
Dandanan jajaran Komisi yang mengenakan pakaian ala militer ini kata Lucius, tentu saja mengherankan.
"Bagaimana bisa sih orang-orang terhormat ini sebegitu narsisnya hingga mau menyamakan warna dan corak pakaian mereka? Membayangkan bahwa sebelum rapat mereka tek-tokkan merencanakan penggunaan pakaian dengan warna dan corak militer yang sama tentu amat menggelikan," kata Lucius kepada wartawan, Senin (8/11/2021).
"Anggota Komisi I itu seperti rombongan anak-anak se-geng yang lagi bikin rencana reunian atau piknik bareng," sambung Lucius.
Lucius mengatakan dandanan dengan outfit ala militer yang dikenakan jajaran Komisi I DPR tak hanya mengekspresikan kenorakan ala anak-anak.
"Tetapi juga memalukan karena hal itu justru dilakukan ketika mereka sedang ingin mengobok-obok semua sisi dari sosok Jenderal Andika yang menjadi calon Panglima TNI satu-satunya yang disodorkan oleh Presiden," kata Lucius.
Warna Hijau bukan Cuma Tentara
Pakaian atau outfit jajaran pimpinan sampai anggota Komisi I DPR menjdi sorotan. Pasalnya outfit yang digunakan saat uji kelayakan dan kepatutan fit and proper test calon Panglima TNI Andika Perkasa itu terkesan ala militer atau army look.
Diketahui dalam fit and proper test pada Sabtu (6/11) mayoritas jajaran Komisi I terlihat kompak mengenakan seragam bernuansa hijau yang belakangan disebut mirip tentara. Bahkan foto bersama Andika Perkasa yang diunggah Ketua Komisi I Meutya Hafid melalui laman Twitter pribadinya @meutya_hafid itu, mandapat ragam komentar.
"Makin menarik. DPR sekarang seragam mirip pakaian mitra kerjanya. Apakah ini simbol bahwa @DPR_RI sudah bagian dari eksekutif?" kata Muhammad Said Didu pemilik akun Twitter @msaid_didu.
Sejarawan JJ Rizal hingga juru wabah atau epidemiolog Pandu Riono juga turut mengomentari cuitan Meutya.
"Militer tidak memulai perang, politisi yang memulai perang, lalu bagaimana kalau militer jadi politisi en politisi jadi militer? Kata Katharine McGregor yang nulis buku keren History in Uniform: kiamat buat yang tidak berseragam!" tulis @JJRizal.
"Anak-anak Indonesia yang gagal tumbuh-kembang," tulis @drpriono1 ditambah dengan unggahan foto anggota DPR mengenakan APD dan seragam yang dinilai mirip militer.
Adapun cuitan Meutya dengan unggahan foto bersama Andika Perkasa pada Sabtu (6/11), yakni "Saya dapat pertanda baik hari ini bahwa kedepan TNI akan semakin diterima masyarakat. Sesuai tajuk presentasi Calon Panglima di hadapan Komisi 1 DPR hari ini; TNI adalah Kita. Selamat Jenderal Andika. Selamat seluruh prajurit TNI. Terima Kasih Panglima Marsekal Hadi Tjahyanto."
Sementara itu menanggapi polemik seragam Komisi I yang dianggap ala militer atau army look, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari membantah kesan mirip tersebut.
"Ya mana yang army look? Bukan army look," kata Kharis usai berkunjung ke kediaman Andika Perkasa, Minggu (7/11/2021).
Kharis menegaskan kendati seragam berkelir hijau, bukan berarti menandakan ada kesan militer.
"Emang kalau warna hijau pasti army look? Ya nggak lah, itu nanti seragam PKB army look," kata Kharis.
"Warna hijau warna macam-macam bukan cuma warna tentara, itu dibuat sebelum fit proper," tandasnya.[suara]