Kala Nadiem Bikin Ryamizard Kecewa

Kala Nadiem Bikin Ryamizard Kecewa

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membikin mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu kecewa. Begini ceritanya.

Ryamizard menyatakan kekecewaannya terhadap Nadiem, menteri yang mengurusi pendidikan di negara ini. Dia berbicara dalam forum yang diselenggarakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berjudul 'Dialog Kebangsaan, Bela Negara Tanggung Jawab Bersama'.

"Saya juga agak kecewa pada Mendikbud," kata Ryamizard dalam acara itu, Rabu (10/11).

Menurut Ryamizard, penanaman nilai moral dan wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan penting dewasa ini. Selain itu, ia menilai pentingnya pendidikan yang mendalami ajaran agama bagi anak-anak bangsa.

"Menurut saya, itu kalau menjadikan anak itu hebat, artinya dia bermoral, berkebangsaan, itu mulai dari kelas I SD itu," kata dia.

Ia menambahkan, kelompok milenial masa kini juga harus diberi penanaman wawasan kebangsaan. Sebab, menurutnya, moral yang dibentuk oleh kalangan kaum milenial akan 'rusak' jika tak diikuti dengan pendidikan nilai moral, wawasan kebangsaan, dan ajaran agama.

"Saya dulu begitu. Kalau sekarang ini harus milenial. Kalau nggak milenial, ya ketinggalan zaman, tapi harus bergandeng dengan wawasan kebangsaan. Jadi dia harus mengerti bangsa ini. Dia mengerti pahlawan-pahlawannya. Dan juga dia harus mengerti agamanya, sehingga dia tidak keluar ke mana-mana," kata Ryamizard.

Yang bikin Ryamizard kecewa
Berdasarkan kata-kata Ryamizard, berarti ada tiga hal yang membuat Ryamizard kecewa ke Nadiem, yakni Nadiem dinilainya tidak memuaskan dalam penanaman nilai moral, wawasan kebangsaan, dan nilai-nilai keagamaan ke anak-anak.

"Tetap berpegang pada yang tiga itu. Sekarang milenial saja dia tidak mengerti agama, banyak rusak moral. Penting ini saya bilang. Kalau tidak gitu, makin hari makin rusak, gitu, ya," kata Ryamizard.

Tidak jelas betul isu spesifik apa yang tengah dikritisi Ryamizard selain kesan kondisi umum yang dia dapatkan dari pengamatannya, bahwa anak-anak muda kurang nilai moral, kurang wawasan kebangsaan, dan kurang agamis.

Namun si empunya hajat diskusi ini, yakni PKS, memang tengah menyoroti Menteri Nadiem Makarim. Isunya aktual, yakni Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, biasa disebut sebagai Permen PPKS.


Setidaknya sudah ada sejumlah politikus PKS yang menyuarakan penolakannya pada Permen PPKS itu, yakni Ledia Hanifah, Hidayat Nur Wahid, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera, dan Salim Segaf Al-Jufri. Mereka menilai Permen PPKS melegalkan seks bebas atau zina.

"Ini sesuatu Permen yang bertentangan dengan Pancasila, norma agama, budaya," kata Salim Segaf, Ketua Majelis Syura PKS, dalam diskusi itu.


Mereka tidak setuju dengan konsep seks suka sama suka yang terkandung dalam Permen PPKS itu. Menurut Permen PPKS, seks suka sama suka atau bahasa Inggrisnya adalah consensual sex tidaklah termasuk kekerasan seksual. Yang termasuk kekerasan seksual adalah aktivitas seksual tanpa persetujuan. Poin kontroversialnya ada pada 'persetujuan' ini.

"Artinya, jika ada persetujuan atau suka sama suka, hal tersebut tidak dimasukkan ke dalam kekerasan seksual ini. Kalau itu yang terjadi, terjadilah sesuatu yang membuat kita prihatin," katanya.

Dua kementerian mendukung Nadiem
Meski kini Nadiem sedang dikritik oleh PKS dan Ryamizard, tapi ada dua kementerian yang mendukung Nadiem, dalam hal ini berkaitan dengan isu Permen PPKS.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mendukung terbitnya Permendikbud ini untuk pencegahan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.


"Saya mengapresiasi terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi. Kita melihat fakta bahwa kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan perguruan tinggi nyata adanya dan kerap tidak tertangani dengan semestinya," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga dalam keterangan tertulis, Jumat (5/11) lalu.


Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pun sudah bertemu dengan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim. Dalam kesempatan itu, Yaqut mendukung langkah Nadiem menerbitkan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 ini.

"Kami mendukung kebijakan yang telah dikeluarkan Mas Menteri. Karenanya, kami segera mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk mendukung pemberlakuan Permendikbud tersebut di PTKN (Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri)," kata Yaqut dalam keterangan tertulis yang dikutip, Selasa (8/11).(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita