Jokowi Sedih Dikerdilkan di Negara Sendiri, Demokrat: Karena Kegagalan Revolusi Mental

Jokowi Sedih Dikerdilkan di Negara Sendiri, Demokrat: Karena Kegagalan Revolusi Mental

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut pihaknya dihormati negara lain, namun dikerdilkan di negeri sendiri terus menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan masyarakat.

Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menilai wajar jika warga negara Indonesia merasa kecewa dengan mantan Walikota Solo itu. Menurutnya, Jokowi gagal dalam program revolusi mental yang kerap digaungkan sejak periode pertamanya.

"Jika revolusi mental yang digaungkan sejak 2014 terwujud, Bapak Presiden pasti tidak akan mengeluarkan pernyataan atau keluhan seperti itu," kata Syahrial kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat siang (12/11).

Menurutnya, jika kebanggaan warga bangsa hanya dilihat dari indikator pembangunan fisik, infrastruktur saja tetapi di sisi lain justru tidak mampu memeratakan atau mendemokratisasi ide, maka hal itu adalah satu kemunduran sendiri.

"Ukuran keberhasilan pembangunan adalah kesejahteraan masyarakat. Bukan pembangunan yang bersumber dari utang dan kemudian menjadi beban rakyat di kemudian hari," tegasnya.

Atas dasar itu, politikus Demokrat ini menyatakan bahwa dukungan pembangunan harus juga melibatkan seluruh elemen masyarakat. Tidak boleh dibatasi kelompok pendukung, buzzeRp dan melahirkan oligarki. Sehingga rakyat cenderung jadi objek.

"Banyak pakar kehilangan kepakarannya akibat dukungan dan arah kebijakan disupport oleh buzzeRp. Perbedaan dinilai sebagai lawan, bukan kebhinnekaan ide. Dan umumnya dilakukan kelompok-kelompok yang diragukan kemampuannya secara intelektual dan berdemokrasi," pungkasnya.

Presiden Jokowi sebelumnya menyebut kebanggaan dunia terhadap Indonesia saat dirinya dihormati di mata dunia. Hal itu dirasakan Jokowi pasca pulang dari kunjungan kerjanya ke luar negeri, baik itu KTT G20 dan KTT di Glasgow.

Namun, hal berbeda saat dipandang oleh warga bangsanya sendiri.

"Tetapi yang sering saya sedih, posisi semakin dihargai dihormati dipandang oleh negara lain tapi di negara sendiri dikerdilkan. Padahal pada posisi sebagai bangsa yang dihormati, warga negara Indonesia merasakan (juga) akan kehormatan itu," kata Jokowi, saat hari jadi Partai Nadem yang ke-10, seperti dikutip dari siaran daring, Kamis (11/11) kemarin. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita