GELORA.CO -Kenaikan upah minumum kota (UMK) yang masih jauh dari harapan memaksa para buruh menggelar aksi di Balaikota Bandung, Selasa (23/11).
Bahkan, massa mengancam akan menggelar aksi dengan jumlah lebih banyak, jika permintaan mereka terhadap Walikota Bandung, Oded M Danial, mau mengusulkan kenaikan UMK 2022 sebesar 10 persen kepada Pemprov Jabar tidak digubris.
"Hari ini kita aksi pemanasan, karena kita ingin melakukan kondisi secara persuasif terlebih dahulu, kami hanya perwakilan dari pengurus di tingkat DPC perserikat 10 orang," kata Koordinator aksi, Hermawan, di Gerbang Balai Kota Bandung, Selasa (23/11).
Hermawan yang juga Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) ingin Oded memerhatikan dengan serius aspirasi tersebut. Pasalnya, kenaikan UMK sebesar 10 persen merupakan suatu hak mendesak mengingat kebutuhan para pekerja semakin meningkat.
"Masa naik cuma Rp 30 ribu, cukup buat apa? Masker saja sudah berapa sekarang harganya. Maka harapan kami Walikota Bandung melihat kondisi ini secara objektif di lapangan jangan hanya takut sama Menteri Dalam Negeri, takut ada sanksi lah," ucapnya, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
Hermawan menegaskan, jika Oded tidak mengakomodir aspirasi dari serikat buruh, pihaknya mengancam akan menurunkan massa aksi lebih banyak.
"Walikota tidak ada, kami tunggu sampai jam 00.00 WIB nanti. kalau sampai tengah malam nanti tidak ada komunikasi bahkan tidak ada peningkatan rekomendasi besok kami pastikan akan hadir lagi di Balai Kota dengan eskalasi lebih besar lagi," tegasnya.
"Kalau hari ini kita hanya 10 orang perserikatan, besok kita pastikan 100 orang per serikat, minimal besok seribu orang sudah ada di sini. Tentu kami akan all out pada 25 Desember, kami akan lumpuhkan Kota Bandung. Seluruh buruh di Kota Bandung akan turun ke jalan bersama-sama," tandasnya.(RMOL)