GELORA.CO - Tidak keliru jika ada yang yang berpandangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok gagah-gagahan dalam menomentari kinerja perusahaan BUMN. Bahkan, tingkah Ahok yang juga Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) disebut-sebut ingin menyatarakan diri dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Saya kira sangat setuju dengan itu (pandangan pernyataan Ahok setara menteri)," ujar komunikolog Emrus Sihombing kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/11).
Emrus mencontohkan, ketika Ahok mengomentari road map mobil listrik (electric Vehicle atau eV) yang menjadi program yang sedang dikerjakan dan dikembangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Ahok memandang rencana yang pernah dipaparkan Pertamina Power Indonesia (PPI) agar Indonesian Batery Corporation (IBC) mengakuisisi perusahaan mobil StreetScooter milik Deutsche Post DHL Group, Jerman, tidak didasarkan pada valuasi yang jelas.
Dikatakan Emrus, pernyataan itu bukan ranah dari seorang komisaris di BUMN. Tetapi, lebih kepada pejabat tinggi setingkat menteri yang berkaitan dengan industri mobil listrik.
"Jadi terbaik menurut saya yang tepat menyampaikan itu adalah pertama Jurubicara Presiden atau Menteri Komunikasi dan Informasi atau Menteri Perindustrian atau Menteri BUMN," terangnya.
Menurutnya, jika Ahok terus membiasaan melakukan kebiasaan yang tidak sesuai dengan status dan fungsinya, maka yang akan terjadi adalah kekacauan sosial.
"Kalau dia tidak berperan sesuai statusnya maka akan terjadi disorder sosial atau ketidakteraturan sosial, jadi tidak boleh kota masuk ke wilayah lain," tandasnya. [rmol]