GELORA.CO - Tulisan dari Agustinus Edy Kritianto berjudul “Para Penikmat Cuan PCR” yang dimuat Tempo telah meresahkan masyarakat. Pasalnya, tulisan itu berisi dugaan para pemangku kebijakan turut serta dalam berbisnis tes PCR.
Bagi Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule, keresahan itu merupakan hal yang wajar. Sebab ketika pemegang kebijakan ikut dalam bisnis yang kebijakannya dia tentukan, maka rakyat akan dirugikan.
“Ini bahayanya kalau leader jadi dealer,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/11).
Salah satu yang menjadi sorotannya adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang perusahaannya diduga terlibat dalam bisnis PCR.
Menurutnya, hal ini membuka spekulasi bahwa Luhut sebagai pengambil kebijakan diduga mengambil untung atas kebijakan yang diambil.
Apalagi, sambungnya, masyarakat Indonesia masih terngiang film dokumenter berjudul “Sexy Killers” yang turut menyinggung nama Luhut dalam kaitan bisnis batubara di tanah air.
Iwan Sumule pun berandai-andai. Dia yakin jika penegak hukum berani masuk dalam ranag ini, maka kasus bisa menjadi lebih terang benderang.
“Andai saja KPK, Polri, atau Kejaksaan berani sidik dugaan korupsi dan keterlibatan LBP dalam berbagai proyek, pasti kena. Iya nggak sih?” ujarnya.
“Apakah nitizen percaya Luhut Binsar Pandjaitan orangnya bersih dan tak korupsi? Saya pun tak percaya LBP bersih dan tak korupsi,” demikian Iwan Sumule.[rmol]