GELORA.CO -Petinggi Partai Gerindra terlihat resah dan gelisah jika Ketua Umum (Ketum) Prabowo Subianto bersaing dan kalah dengan orang-orang yang dulunya didukung menjadi kepala daerah, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Begitu amatan yang disampaikan oleh pengamat hukum dan politik Mujahid 212, Damai Hari Lubis menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra, Ahmad Muzani yang mendukung Anies, tetapi mempertanyakan manfaat penyelenggara Formula E dengan slogan Anies Baswedan soal "Maju Kotanya, Bahagia Warganya".
"Ungkapan Muzani hanya resah dan gelisah kelas berat. Trauma jika PS (Prabowo Subianto) bersaing di Pilpres dengan Anies orang yang didukung mereka menjadi Gubernur DKI," ujar Damai kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (28/11).
Kekhawatiran tokoh Gerindra tersebut menurut Damai, merupakan sinyal bahwa Anies akan menjadi calon presiden (Capres) di Pilpres 2024 mendatang.
Sementara para tokoh Gerindra masih menyimpan kekhawatiran bahwa mereka bisa saja kembali dikalahkan oleh orang yang pernah dibesarkan. Seperti Jokowi yang dua kali mengalahkan Prabowo Subianto di Pilpres.
"Maka prediksi ini menjadi kekhawatiran bagi tokoh Gerindra. Karena fakta atau data emperik membuktikan PS kalah tersaingi oleh Jokowi yang didukung PS dan Gerindra menjadi Gubernur DKI, namun malah kalahkan PS di Pilpres," kata Damai.
Bahkan, Damai menilai bahwa para loyalis, simpatisan atau bakal konstituen Gerindra memprediksi bahwa Pilpres 2024 bakal menjadi momen Prabowo terakhir kali sebagai Capres.
"Dan mengubur obsesinya mencalonkan diri kembali sebagai capres untuk selamanya karena banyak faktor," pungkas Damai.(RMOL)