GELORA.CO -Politikus Partai Gerindra Fadli Zon dirayu Partai Ummat untuk bergabung. Partai Gerindra sendiri menegaskan rayuan itu percuma, meski Fadli Zon belum bersuara.
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, pun memberi analisis untung-rugi bagi Fadli Zon jika pindah dari Gerindra.
"Fadli Zon kalau pindah ke partai lain yang tak lolos ke Senayan rugi besar. Bisa tak jadi anggota dewan lagi yang secara otomatis Fadli Zon akan kehilangan 'pengaruhnya' sebagai pejabat publik. Saat ini Fadli Zon fenomenal karena dia pejabat negara. Kalau sudah tak lagi pejabat, akan terasa hambar sikap kritisnya," kata Adi kepada wartawan, Sabtu (20/11/2021).
Sementara itu, Adi menilai Gerindra tidak akan terlalu rugi kehilangan Fadli Zon dari segi suara partai. Namun satu hal yang pasti, menurutnya, Gerindra akan kehilangan sosok kritis dan kontroversial.
"Sepertinya Gerindra tak rugi, karena di dapil Fadli Zon pemilih Gerindra masih solid. Cuma memang Gerindra bakal kehilangan sosoknya yang fenomenal kontroversial jika Fadli Zon out. Gerindra kehilangan sosok kritikus. Itu saja, kalau soal kursi saya kira basis Gerindra di dapil Fadli Zon masih kuat. Pahitnya, paling hanya Gerindra kehilangan satu kursi," jelasnya.
Adi menilai Fadli Zon dan Gerindra dalam situasi dilematis. Menurutnya, di satu sisi Fadli Zon tidak kuasa menahan diri untuk bersikap kritis, tapi di sisi lain posisi Fadli Zon di Partai Gerindra memang penting.
"Di situlah dilematisnya. Satu sisi Fadli Zon orang penting di Gerindra, tapi sisi lain sikap kritisnya tak bisa dibendung. Kalau terus-menerus kritis bukan mustahil bakal ada yang usul Fadli di-PAW karena posisi Gerindra pasti tak nyaman ke pemerintah," ujarnya.
Jika terpaksa pindah partai, Adi menilai, ada dua partai yang cocok dan menguntungkan Fadli Zon, yakni PKS dan PAN. Kedua partai tersebut memang memiliki dasar oposisi di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) tapi tetap merupakan partai besar.
"Saya kira Fadli Zon pantas nyari partai lain yang akidah politiknya sama bermazhab oposan macam PKS dan PAN. Dulu Fadli Zon bebas karena Gerindra oposisi, sekarang beda cerita ketika Gerindra 'di dalam' tentu Fadli Zon sangat terbelenggu," jelasnya.
"Daripada berpolitik selalu tak enak hati, sikap kritis dibatasi partai yang jadi koalisi pemerintah, keluar jauh baik. Biar win-win solution. Gerindra plong karena tak ada lagi yang kritisi pemerintah, satu sisi lain Fadli bisa bebas kritik pemerintah," lanjutnya.(detik)