GELORA.CO - Upaya menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia dari kebangkrutan dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir, salah satunya dengan menggandeng Emirates Airlines.
Merespons hal tersebut, anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid pun mengacungkan jempol dan menilai upaya Erick Thohir sebagai langkah konkret.
"Harus diakui ini langkah konkret dan tepat. Demi efisiensi, Garuda fokus di penerbangan domestik. Urusan penerbangan kerja sama dengan Emirates," kata Nusron Wahid kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (5/11).
Meski mengakui strategi Erick Thohir sebagai langkah tepat, Politisi Golkar tersebut tetap mengingatkan skema itu bukan yang utama dalam upaya penyelamatan Garuda.
Dalam pandangan mantan Ketua Umum GP Ansor itu, fokus utama penyelamatan Garuda tetap harus melakukan renegosiasi dengan lessor asing, yang beban bunganya mencapai 26 persen.
"Ini mungkin bisnis keuangan dengan bunga tertinggi di dunia. Ini tidak wajar dan tidak masuk akal. Aneh bin ajaib kalau justru dibiarkan dan dilanggengakan," ujarnya.
Karena itu, Nusron meminta dalam skema negosiasinya, selain bunganya tidak mahal, mekanisme pembayaran sebaiknya tidak harus dibayar per bulan.
"Tapi dengan asumsi pesawat terpakai saja. Sebab situasi industri penerbangan dalam situasi Covid pasti terguncang," demikian catatan Nusron.
"Masak pesawat tidak terpakai kita disuruh bayar," tambah Nusron.
Atas dasar itu, menurut Nusron yang harus didorong adalah agar Direksi PT Garuda saat renegosiasi harus keukeuh untuk mengkoreksi skema dan mekanisme pembayaran yang fair dan berkeadilan.
Nusron mengatakan hal itu penting untuk dijadikan perhatian Direksi Garuda. Sebab, saat ini kondisinya force majure.
Lebih lanjut, Nusron berharap bahwa upaya penyelamatan Garuda tidak berhenti pada kerja sama dengan Emirates. Sebab, langkah itu baru satu tahap saja, itu pun bukan yang utama.
"Yang utama adalah keberhasilan renegosiasi dengan lessor yang ditunggu-tunggi publik dan rakyat. Sebab, itu kunci utamanya dalam penyelamatan Garuda," pungkasnya.
Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas terus melebarkan perpektif dan mengkaji berbagai kemungkinan opsi terkait langkah pemulihan di tengah usaha restrukturisasi Garuda Indonesia.
Hal itu bertujuan agar flag carrier maskapai nasional itu bisa fokus pada orientasi bisnis di rute penerbangan domestik.
Penekanan itu disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir usai menyaksikan penandatangan kerja sama antara Garuda Indonesia dengan Emirates di Dubai, UEA, Rabu (3/11).
Bentuk perjanjian itu code sharing. Artinya, pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates. (rmol)