GELORA.CO -Politikus Gerindra Fadli Zon tengah menjadi buah bibir. Anggota DPR RI itu ramai menjadi perbincangan usai ditegur sang ketua umum, Prabowo Subianto, lantaran menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Usai ditegur, Fadli Zon pun sudah beberapa hari absen mencuit. Tak ada lagi kritik atau sindiran yang dituliskan lewat akun Twitter-nya.
Tak hanya berujung diamnya Fadli Zon, teguran itu pun membuat tawaran untuk pindah partai datang. Salah satu tawaran datang dari Partai Ummat. Kendati demikian, mantan rekannya di DPR, Fahri Hamzah, menyebut mustahil Fadli Zon pindah partai.
"Mustahil Pak Fadli pindah partai," kata Fahri Hamza saat dihubungi, Sabtu (20/11/2021).
Fahri menyebut Fadli Zon merupakan salah satu orang yang ikut mendirikan Partai Gerindra. Selain itu, kata dia, mustahil Fadli Zon meninggalkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang merupakan sahabat terdekat Fadli Zon.
"Karena beliau adalah pendiri dan orang yang menemani Pak Prabowo pada masa-masa sulit membangun fondasi perjuangan partai sejak awal," ucapnya.
Lantas, bagaimana sih jejak politik Fadli Zon selama ini?
Dikutip dari situs Partai Gerindra, Fadli Zon mengawali karir politiknya sebagai Direktur Eksekutif Center for Policy and Development Studies (CPDS) pada 1995-1997. CPDS merupakan sebuah lembaga think thank dan penelitian.
Usai berkarir di CPDS, Fadli Zon pernah menjadi anggota MPR RI pada 1997-1999. Di tengah jabatannya sebagai anggota MPR, dia juga pernah ikut mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB) dan menjadi salah satu ketua hingga mundur pada 2001.
Pada 2007, Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo kemudian terpikir untuk membuat partai baru yang memberikan haluan baru dan harapan baru. Akhirnya melalui pembahasan dan perdebatan panjang, Fadli Zon, bersama Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, Muchdi Pr, dan lainnya mendeklarasikan Partai Gerindra pada 6 Februari 2008. Di Partai Gerindra, Fadli Zon duduk sebagai wakil ketua umum.
Fadli Zon kemudian maju dalam Pemilu 2009 di daerah pemilihan Sumatera Barat II. Namun, kala itu Fadli hanya mendapat 11.077 suara dan gagal melenggang ke Senayan.
Tak menyerah, pada 2014, Fadli Zon kembali maju lewat Partai Gerindra di daerah pemilihan Jawa Barat V. Fadli pun akhirnya berhasil menjadi anggota DPR dan terpilih menjadi wakil ketua DPR RI.
Kemudian, pada 2019, Fadli Zon kembali melenggang ke Senayan untuk periode 2019-2024. Kali ini, Fadli Zon tak lagi ditunjuk sebagai pimpinan DPR. Namun, dia dipilih sebagai Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI.
Pendidikan
Pria yang lahir pada 1 Juni 1971 itu menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di desa Cisarua, Bogor. Ia melanjutkan pendidikan SMP di Gadog, Bogor, dan kemudian pindah ke Jakarta. Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat, dan lulus dengan predikat summa cumlaude.
Fadli kemudian melanjutkan studinya di program studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB UI). Pada 2002, ia mengenyam pendidikan S2 di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade. Dia kemudian kembali ke UI untuk mengenyam pendidikan S3 program studi sejarah.
Karir
Di luar karir politik, Fadli Zon juga berkecimpung di dunia bisnis dan media. Dia pernah menjadi Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison sejak 1993. Fadli Zon kemudian pernah menjadi Direktur Umum Golden Spike Energy Indonesia Ltd pada 2002-2005, Direktur PT Padi Nusantara sejak 2005, Direktur Bidang Kelapa Sawit PT Tidar Kerinci Agung pada 2007-2009, dan Komisaris PT Tidar Kerinci Agung dari 2009 hingga sekarang.(detik)