Debat Fahri Vs Mardani Soal Hidup Mati Oposisi

Debat Fahri Vs Mardani Soal Hidup Mati Oposisi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Pernyataan terkait oposisi sudah mati menjadi perdebatan. Ungkapan itu awalnya dilontarkan oleh Fahri Hamzah kemudian dibantah oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Fahri Hamzah Sebut Oposisi Kini Mati

Fahri Hamzah awalnya melontarkan ungkapan itu usai adanya interupsi anggota DPR Fraksi PKS Fahmi Alaydroes yang diabaikan Ketua DPR Puan Maharani hingga berujung minta maaf. Fahri berbicara legislatif kini tidak mampu mengawasi pemerintah.

"Kita perlu menggali alam bawah sadar para politisi kita di Senayan, karena nampaknya setelah dua tahun ini relatif tidak mampu mengawasi jalannya pemerintahan, dan sepertinya Senayan akhirnya mencari kesibukan lain yang saya sebut sebagai sibuk menjadi penyalur bantuan dan aspirasi dari negara atau dari eksekutif," kata Fahri kepada wartawan, Senin (8/11/2021).

Fahri menilai wajar jika sindiran itu menyebabkan PKS meminta maaf. Menurutnya, legislatif akan terlihat tidak kompak jika ada perbedaan pendapat.

"Selain itu, adalah berbasa-basi sesama anggota karena tidak ada lagi yang bisa dikejar di kamar eksekutif, maka kejadian interupsi itu dapat dilihat dari atau sebagai betapa tajam basa-basi di antara mereka," katanya.

"Sehingga kritik yang biasa-biasa saja sindiran yang biasa-biasa saja harus diakhiri dengan permohonan maaf karena itu bisa dianggap sebagai menghilangkan kekompakan yang sudah tercipta dua tahun ini, yaitu kompak untuk tidak mempersoalkan eksekutif secara tajam," lanjut Fahri.

Lebih jauh, Wakil Ketua DPR 2014-2019 itu menilai patut diduga bahwa oposisi kini sudah mati. Bahkan bukan hanya oposisi, Fahri menyebut legislatif pun bisa ikut mati.

"Ini patut kita sadari dan kita khawatirkan, karena itu artinya kemungkinan besar tidak saja oposisi sudah mati, tapi bisa legislatif sudah mati," katanya.

Fahri mendapat pertanyaan dari Jokowi kenapa oposisi kini menjadi lemah. Hal itu disebut Fahri terjadi saat dia bertemu dengan Jokowi.

"Suatu hari saya bertemu dengan Presiden Jokowi dan kalimat yang pertama keluar dari beliau adalah, 'Mas kenapa sekarang oposisinya lemah kok Senayan pada diam, banyak menteri gak diawasi apa yang terjadi?'. Silahkan pikir sendiri jawabannya," kata Fahri Hamzah di Twitter, Rabu (3/11/2021).

Di cuitannya yang lain, Fahri Hamzah menyinggung fenomena oposisi jalanan. Menurutnya, ini pertanda oposisi di Senayan lemah.

"Karena maraknya #oposisijalanan adalah indikasi lemahnya posisi dalam tubuh organisasi negara! Legislatif gak usah cari alasan lain, ayo kerja lebih baik!" kata dia.

"Ambil Inisiatif dan manfaatkan semua fasilitas pengawasan dan kekebalan hukum yang ada dalam sistem kita!" imbuh Fahri Hamzah.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini berbicara soal harapan rakyat agar legislatif memahami pentingnya tugas pengawasan ketimbang sekadar kunjungan kerja ataupun bagi-bagi sembako. Fahri Hamzah meminta oposisi tetap pada pakemnya.

"Tetaplah sebagai oposisi dalam sistem! #OposisiMemble," kata Fahri Hamzah.

Mardani Bantah, Bicara Oposisi Dibalut Akhlak

Mardani tak setuju dengan pendapat Fahri Hamzah. Mardani menyebut apa yang dilakukan Fahmi adalah bentuk kerendahan hati.

"Itu bentuk kerendahan hati Pak Fahmi," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, saat dihubungi, Senin (8/11/2021).

Mardani mengatakan PKS sebagai oposisi akan selalu hidup. Menurutnya, apa yang terjadi hari ini bukan penanda oposisi sudah mati, melainkan oposisi yang dibalut akhlak.

"Oposisi akan selalu hidup. PKS istiqomah menjaga pemerintah agar tidak menyimpang. Justru kejadian hari ini menunjukkan PKS melaksanakan oposisi yang dibalut akhlak," ucapnya.

Mardani menyebut oposisi akhlak artinya jika benar mengatakan benar. Sedangkan, menurutnya, jika salah harus meminta maaf tetapi tetap tegas menyuarakan kebenaran.

"Jika benar katakan benar. Jika salah minta maaf, tapi tetap tegas dan lantang menyuarakan kebenaran," ujarnya. [detik]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita