GELORA.CO -Satuan kepolisian tidak diukur dari seberapa banyak mengungkap kasus melainkan diukur seberapa mampu mencegah masyarakat untuk menjadi korban kejahatan.
Demikian disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/11).
Fadil memaparkan, atas dasar inilah dirinya membentuk tim patroli Presisi. Tim ini nantinya diisi oleh unsur Sabhara, Binmas dan didukung oleh intelijen. Sebelum diterjunkan ke lapangan, Fadil menggodok tim tersebut dalam pelatihan yang dibagi menjadi dua gelombang selama 14 hari ke depan. Diikuti oleh 300 peserta yang merupakan personel dari Polres jajaran.
Dalam pelatihan, personel akan dibekali dengan pengetahuan HAM, tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan Kepolisian, taktis dan teknis patroli serta peraturan perundang-undangan yang melekat didalamnya. Disamping itu, pengetahuan khusus teknik komunikasi, penggunaan tes kit narkoba, penggunaan tes kit alkohol dan pemahaman psikologi dan kriminologi.
“Polisi di dunia ini akan dipercaya mana kala kejahatan tidak terjadi, dan dalam beberapa kasus penegakan hukum bisa menjadi kontraproduktif dalam membangun citra kepolisian,” kata Fadil.
Disamping itu, ia mengatakan bahwa pemolisian di era kontemporer saat ini. Terlebih di negara maju yang memiliki budaya menghormati kualitas hidup dan kehidupan maka mencegah orang menjadi korban adalah suatu kewajiban.
“Ini akan menjadi wajah baru Polda Metro Jaya, sehingga masyarakat akan makin dekat karena kehadiran kita akan menyelasaikan masalah dan menolong dari berbagai kesulitan yang ada,” pungkas Fadil.(RMOL)