GELORA.CO - Kasum TNI Letjen Eko Margiyono lebih dijagokan jadi KSAD menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Pemilihan dilakukan panglima TNI melalui persetujuan presiden.
Posisi KSAD akan kosong jika nanti Jenderal TNI Andika Perkasa resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Panglima TNI.
Menurut Sekjen Golkar, Lodewijk Paulus, pemilihan KSAD dilakukan oleh Panglima TNI melalui persetujuan Presiden, adapun prosesnya dilakukan oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
“Panglima nanti memilih, tentunya nanti diajukan ke Presiden. Itu (prosesnya) ada Wanjakti,” kata Lodewijk Paulus kepada wartawan usai fit and proper test Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI di DPR RI, Sabtu (6/11).
Mantan Danjen Kopassus ini menjelaskan, posisi KSAD nantinya akan diisi oleh jenderal bintang tiga dan akan dipromosikan menjadi jenderal bintang empat.
Di tubuh Angkatan Darat sendiri terdapat 16 jenderal yang menyandang tiga bintang di pundak.
Lodewijk menguraikan dari sisi kepangkatan. Dari 16 jenderal bintang tiga ini, dikatakan Lodewijk tinggal ditelaah dari tahun lulus Akademi Militer (Akmil).
Misalnya, ia memberi contoh, angkatan 87, angkatan dari Marsekal Hadi Tjahjanto, rata-rata yang masa dinasnya sudah memasuki purna.
Lalu angkatan 87 Jenderal Andika Perkasa, yang rata-rata masa dinasnya tersisa satu tahun.
Kemudian angkatan 88 seangkatan dengan KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo dengan sisa kedinasan dua tahun.
Kemudian angkatan yang lebih muda ialah 89, satu letting dengan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Eko Margiyono.
Dari penjabaran dan gambaran angkatan dan masa dinas ini, menurut Lodewijk akan dilihat, apakah KSAD nantinya akan dipersipkan sebagai Panglima TNI ke depannya, atau tidak.
Namun menurutnya, KSAD diberikan kepada perwira tinggi muda dari sisi angkatan.
“Nah sekarang yang muda siapa, lihat aja bintang 3, yang paling muda Pak Eko, Kasum. Kira-kira kalau gak salah dia sampai 2025, nah itu,” tandas Lodewijk.
Namun demikian, ia mengatakan tak mau mengintervensi pemilihan ini. Lantaran prosesnya sudah melakui Wanjakti.
“Tapi apakah dia yang terjaring, saya gak tahu, itu masalah internalnya Mabes TNI,” pungkasnya.[pojoksatu]