GELORA.CO - Pelepasan saham oleh PT Waskita Toll Road (WTR) kepada PT Akses Pelabuhan Indonesia (API) senilai Rp 2,44 triliun diklaim sebagai keuntungan.
Hal ini disampaikan melalui akun Instagram resmi PT Waskita Karya @waskita_karya. Dalam pengembangan tol Cibitung-Cilincing tersebut Waskita Karya mengaku hanya mengeluarkan modal sebesar Rp 1,92 triliun.
Maka dengan menjual saham tersebut, Waskita mengklaim mengantongi untung dan terlepas dari beban utang. Pasalnya, pengerjaan tol tersebut menelan anggaran Rp 10,8 triliun, di mana 70% anggarannya didapat dari utang.
Menanggapi klaim jual untung tersebut, komunikolog politik nasional Tamil Selvan menilai Waskita Karya memberikan logika bisnis yang sesat terhadap masyarakat.
Pengamat yang akrab dipanggil Kang Tamil ini mengatakan, hitungan yang disampaikan Waskita Karya adalah hitungan modal pembuatan jalan tol. Sementara secara bisnis, saat ini tol tersebut telah menjadi aset yang nilainya berlipat ganda dari nilai modal awalnya.
"Waskita ini lagi mau goblokin siapa? Yang jelas untung adalah pihak yang beli saham 55 persen dengan harga modal,” kata Ketua Forum Politik Indonesia ini kepada wartawan, Rabu (13/10)
Kang Tamil menambahkan, PT WTR ini berlindung pada aturan BUMN, di mana kesalahan kebijakan usaha tidak dapat dimasukan dalam klausul tindak pidana korupsi.
Apalagi dalam hal ini Waskita berusaha meyakinkan publik bahwa kebijakan mereka menuai keuntungan.
Kang Tamil pun mengaku dapat membuktikan transaksi tersebut menimbulkan kerugian dan mendesak agar KPK, BPK, dan Kejaksaan agar melakukan pemeriksaan.
“Kita ini bukan lagi jual kacang ya, saya bisa buktikan transaksi itu rugi. Saya sangat yakin ada permainan dalam transaksi ini," tegas Kang Tamil, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.
Di sisi lain Kang Tamil, meminta Waskita dapat memberi penjelasan yang real kepada masyarakat terkait pelepasan saham tol Cibitung.
"Jika alasannya untuk kepentingan yang lebih besar, masyarakat bisa memaklumi," demikian Kang Tamil. [rmol]