GELORA.CO - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran akan mengevaluasi tim patroli Pengurai Massa (Raimas) seperti Raimas Backbone Polres Jaktim hingga Tim Jaguar Polresta Depok. Bagaimana sebenarnya sepak terjang Raimas Backbone hingga Tim Jaguar ini?
Tim Jaguar ini dibentuk untuk menguatkan anggota Polsek dalam melakukan upaya paksa. Di samping itu, Tim Jaguar juga berfungsi sebagai tim insidentil yang dapat diturunkan ke lapangan sewaktu-waktu ketika masyarakat membutuhkan bantuan polisi melalui aplikasi Halopolisi dan panic button
Tim Jaguar menjadi salah satu tim andalan Polresta Depok. Tim inilah yang setiap saat pagi dan malam menjaga keamanan Kota Depok dari ancaman kriminalitas dan ketertiban umum.
Tim Jaguar ini bukan untuk gaya-gayaan saja. Tetapi, tim yang berada di bawah Satuan Reskrim Polresta Depok ini benar-benar diturunkan ke lapangan untuk melakukan penindakan terhadap pengganggu keamanan.
Menghadapi ancaman kriminalitas ini, tim Jaguar tentunya harus punya kemampuan taktikal dalam menghadapi lawan. Untuk memaksimalkan kemampuan tersebut, tim Jaguar ini dibekali pelatihan khusus yang mirip-mirip dengan tim Detasemen Khusus Anti-Teror 88 Polri.
Salah satunya adalah pelatihan close quarter batle (CQB). Teknik ini digunakan untuk pertempuran jarak dekat di luar maupun di dalam sebuah ruangan.
"Sebetulnya pelatihan CQB ini diberikan ke semua anggota kepolisian, bukan cuma ke Densus. Kalau Densus pelatihannya lebih berat lagi, karena mereka bertempur dengan kelompok bersenjata api," ujar Kapolresta Depok Kombes Herry Heryawan, Senin (14/8/2017).
Tentang Raimas Backbone
Sementara itu, Raimas Backbone sendiri merupakan tim pengurai massa (Raimas). Nama Raimas Backbone mengadopsi Sabhara Backbone yang sudah lebih dahulu terbentuk.
Raimas Backbone dibentuk sejak 2017. Lebih dikenal publik sebagai kelompok polisi yang kerap berpatroli menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polres Jakarta Timur, khususnya pada malam hari.
Raimas Backbone ini sama halnya dengan Tim Jaguar Polresta Depok, Tim Tiger Polres Jakarta Utara atau tim-tim serupa di Polres-Polres lain. Raimas Backbone kian populer di media sosial, di mana subscriber YouTube-nya sendiri mencapa 1,3 juta lebih.
Ketika berpatroli, Raimas Backbone seringkali bersentuhan langsung dengan pihak-pihak pengganggu ketertiban hingga pelaku kejahatan.
Aksi-aksi Raimas Backbone juga sudah banyak didokumentasikan dan dipublikasikan lewat media sosialnya seperti di Instagram dan YouTube Raimas Backbone. Bahkan, kiprah memberantas aksi-aksi kejahatan seperti tawuran, peredaran narkoba, penjambretan, hingga pembegalan, tim ini telah eksis di beberapa program televisi swasta di Tanah Air.
Tim Raimas Backbone ini memliki lambang burung gagak dan tengkorak. Dalam akun Instagramnya @raimasbackbone mereka memiliki semboyan melindungi, mengayomi, melayani, dan agar dicintai masyarakat.
Ketika turun ke jalan untuk berpatroli, tim Raimas Backbone kerap kali mengendarai motor trail di bawah komando Aipda Ambarita. Tak sedikit para pelaku kejahatan jalanan ketika berpapasan dengan tim ini langsung lari tunggang langgang.
Aipda Ambarita sendiri diketahui memimpin Raimas Backbone sejak 2017. Meski begitu, kariernya sebagai anggota Raimas Backbone kini telah berakhir. Wajah Ambarita mungkin tak akan menghiasi lagi YouTube Raimas Backbone.
Kini, Ambartita telah dimutasi ke Bidang Humas Polda Metro Jaya. Pemindahan Aipda Ambarita pun dengan sejumlah alasan-alasan tertentu. Salah satunya viral soal pemeriksaan hp seorang warga.
Fadil Minta Raimas Backbone-Tim Jaguar Tidak Sesuka Hati
Fadil mengatakan tim patroli akan diberi pelatihan secara khusus agar tidak sesukanya ketika melakukan penindakan dan tetap berpegang pada SOP.
"Saya rencananya akan mengumpulkan seluruh Raimas atau patroli roda dua nanti akan saya sprint-kan, saya akan berikan pelatihan khusus, saya akan siapkan helmnya, senjatanya. Kemudian kami juga akan siapkan SOP-nya juga," kata Irjen Fadil di sela pembukaan Kapolda Cup 2021 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
"Supaya jangan ada lagi ada Jaguar, Kobra, apalagi itu tim ketupat sayur, tim lele apa itu macam-macam. Akhirnya dia tumbuh berkembang sendiri suka-sukanya dia," sambungnya.
Fadil Imran menyadari hal ini terjadi karena kesalahan pihaknya sendiri karena tidak membekali tim patroli ini dengan pelatihan khusus.
"Nah, saya minta, ini salah kita juga karena tidak latih mereka, tidak mendidik mereka, tidak membuat spek mendasar kemampuan dan spek peralatan," katanya.
Fadil Imran menyadari betul pentingnya tim patroli, namun harus dibarengi dengan SOP yang berlaku agar tidak menimbulkan citra negatif terhadap institusi Polri. Pekan depan, ia akan mengumpulkan anggota Sabhara untuk dilatih kemampuannya sebagai penjaga malam Jakarta.
"Minggu depan saya mau kumpulkan tim Sabhara ini biar dia menjadi kelelawar di malam hari. Dia tugasnya hanya jam 10 malam sampai 5 subuh, muter-muter mengamankan Ibu Kota," katanya.[detik]