GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan jajarannya siap menghadapi ancaman di musim hujan. Anies menargetkan dua hal dalam menangani hujan ekstrem tahun ini.
"Target operasi kita adalah, satu, tidak ada korban jiwa; kedua adalah target untuk bisa surut permukaan air genangan 6 jam sesudah hujan selesai atau 6 jam setelah permukaan air surut kembali ke posisi normal," kata Anies usai memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu (13/10/2021).
Anies menjelaskan ada tiga ancaman musim hujan yang akan dihadapi oleh Ibu Kota. Di antaranya banjir rob di wilayah utara Jakarta, pertemuan 13 aliran sungai di wilayah Selatan Jakarta hujan ekstrem di dalam kota.
"Tiga front ini akan kita hadapi dengan tiga prinsip, satu, siaga; dua, tanggap; tiga, galang. Harapannya ini akan bisa menggerakkan seluruh unsur masyarakat," ujar Anies.
Anies menjelaskan daya tampung drainase di jalan utama Ibu Kota maksimal 100 milimeter per hari dan di kawasan perkampungan sebesar 50 milimeter per hari. Dia kemudian mengungkit fenomena banjir sewaktu tahun 2020 dan Februari 2021 yang curah hujannya melebihi daya tampung drainase di Jakarta.
"Ketika curah hujan di atas kapasitas drainase kita, bila drainase kita adalah maksimal 100 milimeter per hari, dan curah hujan seperti di bulan Januari (2020) saat itu 377 milimeter per hari, 3,7 kali lipat lebih tinggi dari kapasitas kita, pasti banjir, karena drainase kita tidak sanggup untuk alirkan," ujarnya.
"Atau di bulan Februari tahun ini, lebih dari 250 milimeter per hari. Saat itu ekstrem, begitu hujan berhenti, kita punya waktu 6 jam untuk memastikan kering, kerahkan semua pompa mobile, pompa pemadam kebakaran, seluruh pompa kita, tarik air itu," lanjut Anies.
Terakhir, Anies berpesan jangan sampai musim hujan tahun ini menimbulkan kematian. Dia juga meminta aparat gabungan mewaspadai kematian akibat tersengat listrik dan memastikan seluruh warga selamat saat genangan datang.
"Musim hujan boleh datang pergi, tapi jangan sampai menyisakan kematian karena hujan dan itu artinya antisipasi dari awal. Penyebab paling banyak kematian pada saat hujan adalah sengatan listrik. Pastikan dalam fase siaga pengamanan dilakukan. Ada kasus hanyut, jarang tapi bisa terjadi," jelasnya.
"Informasikan kepada semua. Itu target pertama, KPI pertama. Bahwa tidak ada korban jiwa. Seluruh warga selamat di masa bila sampai terjadi genangan," pungkas dia.[detik]