GELORA.CO -Usulan penggantian nama jalan di ibukota yang akan diubah dengan salah satu tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk, menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik, pemberian nama jalan ini merupakan bagian dari kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Turki.
"Saya kira kalau itu baik, sebagai bentuk persahabatan, kenapa engga sih?" kata Taufik di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (22/10), dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.
"Kan Turki bikin nama Soekarno, ya kita bales lah. Kebaikan orang harus dibales dengan cara baik," sambung politikus Partai Gerindra itu.
Sementara itu, sejumlah kalangan menilai rekam jejak Ataturk sebagai tokoh sekuler sangat merugikan kaum muslimin. Ataturk selama ini dicap sebagai diktator dan kerap membuat kebijakan nyeleneh.
Sebut saja merubah masjid Hagia Sofia menjadi museum, mengganti adzan berbahasa arab dengan bahasa lokal, melarang jilbab dipakai di sekolah dan kantor-kantor yang bersifat kepemerintahan.
Menanggapi hal ini, Taufik menegaskan bahwa pengajuan nama Mustafa Kemal Ataturk merupakan otoritas pemerintah Turki.
"Kita enggak ada urusan sama sekulernya, kita urusan dengan persahabatannya," tutup Mohammad Taufik(RMOL)