GELORA.CO - Kejeniusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat disampaikan dalam pujian profesor dari National University of Singapore, Kishore Mahbubani ternyata mengundang pertanyaan dari kalangan milenial.
Sebagaimana diungkap ahli filsafat, Rocky Gerung, pertanyaan itu muncul saat dirinya berdiskusi dengan para milenial dari dalam dan luar negeri, seperti Eropa, Australia, Amerika.
"Kemarin mereka (milenial) bingung, ini jeniusnya di mana, anak milenial yang ngomong ke saya. Dia protes, gimana jeniusnya Pak Jokowi, membaca 4 teks aja gugup dan gagap, di mana jeniusnya," kata Rocky Gerung saat mengisi diskusi daring Lembaga Survei KedaiKopi bertajuk "Memprediksi Kemunculan Capres Ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid-19" pada Jumat (16/10).
Rocky Gerung ingin menyampaikan bahwa para milenial pada akhirnya merasa gamang akan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang.
Sebab, pikiran generasi milenial telah dicekoki dan dibohongi dengan isu dan framing elektoral para calon presiden yang demikian itu. Padahal mereka adalah generasi baru yang akan melangsungkan tampuk kepemimpinan Indonesia yang baru ke depan.
“Kita mesti katakan secara jernih bahwa nanti elektoral politik harus berbasis pada intelektualitas. Di dalam intelektualtas ada equality, ada integrity. Jadi harusnya intelektualitas mendahului elektabilitas. Itu yang mestinya," sambungnya. [rmol]