GELORA.CO - Pujian seorang profesor dari National University of Singapore, Kishore Mahbubani kepada Presiden Joko Widodo dinilai sebatas penggembira sesaat. Sebab pujian itu disampaikan tanpa melihat kondisi dan kenyataan yang dirasakan rakyat Indonesia.
Begitu kata Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia, Saiful Anam menanggapi pernyataan Kishore Mahbubani yang menganggap Presiden Jokowi berbeda dengan pemimpin penipu.
"Saya kira perlu dipertanyakan terkait objektivitas pakar tersebut. Dia tidak tahu kondisi riil yang terjadi di akar rumput sebenarnya. Sehingga kemudian nada-nadanya seperti hanya melihat Jokowi dari satu sisi saja," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/10).
Menurutnya, hasil riset yang dijadikan dasar Kishore Mahbubani untuk menyampaikan pujian harus dipertanyakan. Dengan begitu, publik tidak berprasangka buruk bahwa ada sesuatu dibalik puja puji profesor tersebut kepada Jokowi.
Pujian tanpa data akurat justru akan membuat publik curiga bahwa profesor tersebut sedang punya kepentingan tersembunyi.
"Untuk itu, pernyataan kehebatan tersebut bisa jadi hanya sebagai angin lalu, yang hanya sebagai penggembira sesaat bagi Jokowi. Pada akhirnya justru rakyat harus menanggung beban sulitnya perekonomian, kesatuan dan persatuan bangsa," pungkas Saiful. [rmol]