Pengelolaan Sungai Brantas Cegah Banjir Disebut Baik, Tapi Kok Masih Banjir?

Pengelolaan Sungai Brantas Cegah Banjir Disebut Baik, Tapi Kok Masih Banjir?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pengelolaan Sungai Brantas dalam mencegah bencana hidrometeorologi seperti banjir disebut baik. Namun, banjir biasanya masih terjadi di anak Sungai Brantas. Hal ini karena masih ditemui sampah.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS), Muhammad Rizal mengatakan pengelolaan Sungai Brantas telah baik. Dia menyebut infrastruktur pengelolaan air di Sungai Brantas ini telah dibangun sejak lama.

"Untuk Sungai Brantas saya kira alhamdulillah karena Brantas ini infrastrukturnya sudah dibangun sejak lama. Bahkan sejak zaman Jepang," kata Rizal saat ditemui di Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Teknik Hidraulika Indonesia (HATHI) di ITS Surabaya, Sabtu (30/10/2021).

"Kalau kita ke Tulungagung sudah ada dibangun terowongan dan dilanjutkan dengan terowongan lainnya dan dengan master plan 1961 dimulai pengelolaan Sungai Brantas secara komprehensif," tambahnya.

Tak hanya itu, Rizal menyebut pengendalian banjir di Sungai Brantas ini baik. Ada sejumlah pengaturan aliran air yang dilakukan untuk mencegah meluapnya air sungai.

"Kalau kita lihat di Brantas, pengendalian banjirnya sudah dikelola dengan baik. Tadi di selatan di Tulungagung itu ke kali Brantas sudah dialirkan ke laut. Kalau masuk ke Surabaya itu Kali Brantas dipecah satu ke kali Surabaya, satu lagi ke Kali Porong," jelasnya.

Namun, Rizal juga tidak menampik jika masih ditemui banjir di anak Sungai Brantas. Hal ini merupakan dampak dari pembuangan sampah sembarangan ke sungai.

"Kalau kita bandingkan dengan sungai lain, di Sungai Brantas ini termasuk yang paling baik. Banjir di tahun 2020-2021 masih terjadi di anak sungai Brantas dan yang kerap menjadi masalah itu masalah sampah," ungkapnya.

Untuk itu, Rizal mengatakan pengelolaan Sungai ini juga membutuhkan peran segala pihak. Misalnya dari masyarakat hingga pemerintah kabupaten/kota.

"Ini yang harus menjadi tugas tidak hanya BBWS dan PJT 1, karena di Brantas ini ada 220 DAS 40 DAS menjadi pengelolaannya PJT 1. Di sungai-sungai kecil tadi yang jadi masalah itu pengelolaan sampahnya. Jadi kami juga tidak bisa menyelesaikan pengendalian banjir tanpa kerja sama dengan pemerintah kabupaten kota," imbuhnya.

Sementara dalam pertemuan tahunan HATHI ini juga dibahas 60 tahun pengelolaan Sungai Brantas. Sejumlah narasumber internasional juga dihadirkan untuk menjawab tantangan pengelolaan Sungai dan sumber daya air.

"Kami dalam pertemuan 5 tahunan ini, saya selaku ketua panitia penyelenggara. Tema pada tahun ini adalah 60 tahun pengelolaan wilayah sungai di Indonesia dan pengelolaan infrastruktur untuk ketahanan air yang berkelanjutan. Pengelolaan Sungai Brantas sudah memasuki 60 tahun ini yang pertama kali dimulai di Indonesia pengelolaan Sungai Brantas tahun 1961," pungkasnya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita