GELORA.CO - Seorang pelajar di Tulungagung terjatuh saat latihan panjat dinding di GOR Lembu Peteng. Saat ini kondisinya kritis.
Kapolsek Kota Tulungagung Kompol Rudi Purwanto mengatakan, korban yakni Andika Chandra (17) warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Tulungagung. Saat ini harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak, karena mengalami luka serius.
"Korban ini jatuh saat latihan panjat dinding di GOR Lembu Peteng tadi pagi," kata Rudi, Minggu (31/10/2021).
Peristiwa itu bermula sekitar pukul 08.00 WIB, korban dan belasan siswa lain melakukan latihan panjat dinding di area GOR Lembu Peteng. Para siswa secara bergantian berlatih memanjat dinding dengan memakai tali pengaman dan didampingi oleh seniornya.
Pada pukul 09.30 WIB, giliran korban Andika untuk memanjat. Ia pun menggunakan alat pengaman diri, namun pada ketinggian dua meter tiba-tiba korban terpeleset. Akibatnya pelajar SMKN 3 Boyolangu itu terjatuh dalam posisi menggantung pada tali pengaman. Namun nahas kepala bagian belakang korban membentur besi landasan dan mengalami pendarahan.
"Pada panjatan pertama dia berhasil, kemudian pada panjatan kedua terpeleset, sedangkan dia belum memasang pengaman di dinding. Yang terpasang yang di tali itu. Sehingga dia jatuh terpelanting dengan posisi kepala di bawah," ujarnya.
Pada saat kejadian, warga dan sejumlah rekan korban langsung memberikan pertolongan, dan dilarikan ke Rumah Sakit Prima Medika yang ada di depan GOR. Namun karena kondisi luka yang parah akhirnya dirujuk ke RSUD dr Iskak.
"Kondisinya banyak mengeluarkan darah, kami panggil ambulans TEMS (Tulungagung Emergency Medical Services) dan dibawa ke RSUD dr Iskak," imbuhnya.
Rudi menambahkan, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut. Hal ini guna memastikan ada tidaknya pelanggaran hukum. "Tadi Inafis juga sudah ke lokasi kejadian untuk membantu proses identifikasi dan penyelidikan," jelas Rudi.
Sementara Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Tulungagung, Aris Setiawan mengatakan, latihan panjat dinding yang dilakukan pelajar SMKN 3 Boyolangu tersebut bukan agenda organisasinya. Bahkan para pelajar tidak meminta izin FPTI selaku pemilik dinding panjat.
"Ini tadi tidak ada pemberitahuan," kata Aris.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMKN 3 Boyolangu Rofiq Suyudi mengatakan, kegiatan yang dilakukan belasan siswanya tersebut bukan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Namun para pelajar itu berinisiatif sendiri untuk pengenalan panjat dinding dengan didampingi seniornya.
"Panjat tebing itu belum ada di SMKN 3, yang ada itu pecinta alam. Tapi anak-anak berinisiatif sendiri tanpa izin ke orang tua," jelas Rofiq.
Meskipun tidak ada izin dari sekolah maupun orang tua, pihaknya memastikan akan memberikan bantuan pengobatan kepada siswa yang mengalami kecelakaan tersebut. "Kami selaku penanggung jawab sekolah bertanggung jawab secara moral dan akan membantu pengobatan," ujarnya.[detik]