GELORA.CO - Atas dasar agama, Mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta agar patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Letjen Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution yang dipajang di Museum Darma Bhakti Kostrad agar dihilangkan.
Menurut Juru bicara mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi, hal ini menunjukan secara nyata bahwa DNA TNI 100 anti komunisme.
"Saat patung tiga tokoh anti komunis disingkirkan, "mereka" senang. Ketika alasan penghilangan itu (perintah) agama (Islam) mereka tersedak," kata Adhie dalam pernyataan terbukanya, Selasa (5/10).
Alasan Letjen (Purn) AY Nasution ini, bagi Adhie membuktikan bahwa tentara masih sangat taat menjalankan syariat agama dan yang terpenting bermanunggal bersama rakyat.
Sebelumya, Kepala Penerangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana menyatakan, pihaknya tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah penumpasan G30S/PKI Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.
Pembongkaran diorama yang menggambarkan suasana di pagi hari, 1 Oktober 1965, beberapa jam setelah enam jenderal dan seorang perwira muda TNI AD diculik anasir PKI yang ada di tubuh pasukan kawal pribadi presiden, Cakrabirawa di Museum Dharma Bhakti Kostrad itu murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin.
"Sehingga untuk Kostrad tidak ada mempunyai ide menghilangkan sejarah," pungkas Kolonel Inf Haryantana.[rmol]