GELORA.CO - Bursa Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hangat diperbincangkan menjelang Muktamar ke-34 pada Desember 2021. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang telah menjabat 2 periode sejak 2010 siap maju lagi dalam pemilihan Ketum di Muktamar nanti.
Kader NU, Nusron Wahid, menerangkan selama ini tak ada batasan periode jabatan sebagai Ketum PBNU. Sehingga, setiap kader, termasuk Said Aqil, dapat mencalonkan diri di Muktamar mendatang.
Tetapi, ia menilai perlu ada pembatasan masa jabatan 2 periode agar ada regenerasi di PBNU.
“Secara eksplisit memang tidak ada pembatasan periode. Tapi demi semangat reformasi dan regenerasi di dalam tubuh NU, dibutuhkan wacana pembatasan maksimal 2 periode untuk Ketum PBNU masa mendatang,” kata Nusron kepada kumparan, Kamis (7/10).
Lebih lanjut, Nusron berpendapat sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia yang telah lama didirikan, PBNU perlu mengikuti perkembangan zaman. Ia menilai diperlukan figur muda dengan jaringan luas sebagai Ketum PBNU di masa depan.
“NU menghadapi tantangan disrupsi dakwah dan metamorfosa gerakan. Dibutuhkan figur muda yang teduh, visioner, punya basis pesantren yang kuat, mampu membangun networking basis, elite nasional dan bahkan internasional,” ujar dia.
Nusron menekankan siapa pun berhak maju mencalonkan diri sebagai Ketum untuk 5 tahun ke depan. Namun, ia menegaskan, perlu dikaji siapa sosok yang dibutuhkan PBNU di masa mendatang.
“Siapa pun punya hak untuk maju jadi Ketum dalam Muktamar ini. Termasuk Kiai Said Aqil Siradj. Tapi harus ada yang kajian mendalam tentang kebutuhan NU mendatang. NU mutlak membutuhkan regenerasi untuk menjawab kontekstualisasi perjuangan dan khidmat NU di tengah masyarakat,” tandas dia. (kumparan)