Meski GP Ansor Pasang Badan, Tim Pembela Ulama Desak Kapolri Tangkap Yaqut

Meski GP Ansor Pasang Badan, Tim Pembela Ulama Desak Kapolri Tangkap Yaqut

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali didesak untuk segera menangkap Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas, kini seruan itu digelorakan oleh pihak Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).

Humas TPUA, Azam Khan sejauh ini mengaku pihaknya belum ada rencana untuk melaporkan Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas ke pihak kepolisian terkait pernyataan kontroversi yang menyebut bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Pihaknya tentu menyayangkan pernyataan yang menuai polemik tersebut justru datang dari seorang pejabat sekelas Menteri Agama.

“Belum kita rapatkan (untuk dilaporkan). Tapi kita sudah beri statement, itu (penyataan Yaqut) enggak benar. Itu berdasar karena ini keluar dari mulut seorang pemimpin di bagian Kementerian Agama,” kata Azam, menyitat CNN pada Rabu, 27 Oktober 2021.

Azam juga memaparkan, pernyataan Menag Yaqut sebenarnya bukan masuk dalam delik aduan, melainkan masuk dalam delik umum.

Sehingga seharusnya, pihak kepolisian khususnya Kapolri bisa segera menindak atau menangkap Yaqut meskipun belum ada pelaporan dari masyarakat.

“Penyebaran macam gitu, itu harusnya tertinggi Kapolri atau Polri lah harus menyikapi. Karena enggak perlu ada laporan. Harusnya demikian,” tegasnya.

Dia pun kembali menegaskan kalau pihaknya tak sependapat dengan ucapan Yaqut tersebut. Apalagi pernyataan Yaqut itu menjadi polemik yang berpotensi membuat terpecahnya wasangka masyarakat.

Ditambah, belakangan ini sudah banyak organisasi masyarakat bernapaskan Islam yang kerap melayangkan kritikan pedas terhadap pernyataan-pernyataan Yaqut yang kontroversi belakangan ini.

Oleh sebabnya Azam menilai Indonesia selama ini tak hanya dibangun oleh NU semata. Melainkan turut dilakukan oleh banyak tokoh-tokoh lain di luar NU secara kolaboratif.

“Kemenag ini memang spesialisasinya pada Islam dulu. Tapi juga menaungi agama lain. Bukan negara ini memberikan hadiah pada salah satu organisasi. Ini yang menimbulkan keresahan jadi syak wasangka. Saling tuduh. Jadi buat gaduh,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Ketua Umum Tim Pembela Ulama dan Aktivis, Eggi Sudjana juga mendorong agar pihak kepolisian khususnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera menangkap Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait pernyataan kontroversial yang menyebut bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Eggi Sudjana menilai bawa ujaran dari Menag Yaqut itu menyinggung soal uku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

Oleh sebabnya dia meminta kepada Kapolri segera menangkap Menag Yaqut sebagai bukti bahwa setiap warga negara diperlakukan adil di mata hukum.

“Kami meminta dengan hormat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, agar menangkap dan memproses hukum Yaqut Cholil Qoumas, sebagai bentuk konfirmasi bahwa setiap warga negara berkedudukan yang sama dimuka hukum,” kata Eggi kepada CNNIndonesia.com, dikutip Hops.id pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Terlebih pernyataan Menag Yaqut dianggap mengandung unsur kebencian, permusuhan dan pecah belah terhadap umat Islam.

Eggi mengklaim pernyataan itu sudah memenuhi unsur-unsur dalam ketentuan UU Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan UU No 11 tahun 2008 tentang ITE.

Dibela GP Ansor

Sementara, Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) Luqman Hakim menegaskan kepada sejumlah pihak agar pernyataan Yaqut tak perlu terlarut-larut jadi polemik dan digoreng sedemikian rupa.

Sejauh ini Luqman sendiri mengaku tak kaget apabila ada pihak yang vokal terhadap NU.

“Saran saya, sejarah yang disampaikan Gus Yaqut tidak perlu menjadi polemik. Kami maklum kalau ada yang kaget,” kata Luqman.

Pihaknya juga memaparkan bahwa tidak ada yang salah dari pernyataan Yaqut mengenai peran NU dalam pembentukan NKRI dan Kementerian Agama.

Namun apabila ada yang berseberangan, dia mempersilakan agar masyarakat mempelajari sejarah soal perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, khususnya peristiwa menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945, terutama dalam rentang waktu Januari-Agustus 1945.

Luqman lantas menyebut sejumlah pihak yang bakal kaget dan tertegun lantaran mengetahui sejarah besar NU bagi bangsa Indonesia.

“Maka, ketika kami ungkapkan sejarah yang obyektif berdasarkan fakta, pasti ada pihak-pihak yang terkaget-kaget dan tidak suka,” kata dia.

Di sisi lain, Luqman turut memuji Yaqut selama menjabat sebagai Menteri berhasil memposisikan Kemenag sebagai Kementerian bagi semua agama.

Dia menilai langkah itu tak lepas dari watak asli NU selalu menghormati perbedaan dan melindungi minoritas.

Sudah sangat jelas bahwa NU sendiri sejatinya sangat menghargai perbedaan dan tidak pernah bersikap sewenang-wenangnya.

“Karena itu, tidak pernah ada perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan NU terhadap kelompok-kelompok lain di negeri ini. Terang benderang fakta NU selalu menghormati perbedaan dan terang pula fakta pihak mana yang selalu bertindak diskriminatif kepada sesama anak bangsa atas nama agama,” ucap dia. [hops]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita