GELORA.CO - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Wanto Sugito, tak terima dengan pernyataan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat (PD), Herzaky Mahendra Putra, yang menyebut Megawati Soekarnoputri disebut menggulingkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat menjadi presiden.
PDIP menuntut Demokrat meminta maaf atas pernyataan kadernya tersebut.
"Sebagai kader Banteng, saya sangat tersinggung dengan pernyataan Saudara Herzaky, Jubir Demokrat. Selain ngawur, Herzaky tidak paham sistem politik saat itu di mana MPR RI kedudukannya sebagai lembaga tertinggi. MPR itu terdiri dari DPR RI dan DPD RI. Jadi kalau mau main tuduh, harusnya ke Amien Rais, bukan ke Ibu Megawati," kata Wanto dalam keterangannya, Selasa (5/10/2021).
Wanto mengatakan, jika Demokrat tidak segera meminta maaf dan mengganti Herzaky, kader PDIP siap berhadapan dengan Partai Demokrat. Wanto selanjutnya menuding Partai Demokrat curang lantaran suara Partai Demokrat pada 2009 naik 300% karena penggunaan bansos, manipulasi DPT, penggunaan aparat hukum, dan lain-lain.
"Hasilnya, kader Demokrat banyak yang korupsi karena semua ikut perilaku pemimpinnya yang selalu kedepankan pencitraan. Saya siap debat terkait dengan kecurangan pemilu yang dilakukan Demokrat," ujar Wanto.
Menurut Wanto, kader PDIP tak terima nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diseret-seret oleh Herzaky. Oleh sebab itu, Wanto meminta Herzaky meminta maaf.
"Atas dasar hal tersebut, saya berikan waktu kepada saudara Herzaky untuk meminta maaf. Jika tidak, maka karma politik akan terus melanda Demokrat seperti pengungkapan kasus narkoba, korupsi berjamaah yang melanda kader-kader muda, di mana banyak yang menyebut campur tangan putra kesayangan petinggi Demokrat tersebut," ucapnya.
Wanto mempersilakan Herzaky mengadakan klarifikasi langsung soal penggulingan Gus Dur ke Amien Rais atas masalah tersebut. Selama ini, menurut Wanto, Megawati dan Gus Dur bersahabat baik.
"Antara Bu Mega dan Gus Dur itu terjalin persahabatan sejati, jadi jangan dipecah belah urusan politik. Sebaiknya Demokrat konsolidasikan saja internalnya daripada campur tangan ke partai lain," tegas Wanto.
Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra sebelumnya menyebut ide pendirian PD muncul setelah Megawati Soekarnoputri menggulingkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari kursi Presiden RI.
Ketika itu, SBY, Ketua Majelis Tinggi Demokrat saat ini, menjadi salah seorang kandidat cawapres. Satu cawapres lainnya adalah Hamzah Haz.
"Kalau kami ingin ulangi lagi kisahnya, PD berdiri dimulai ketika Pak SBY waktu itu di MPR, ketika ada pemilihan Wakil Presiden dari Ibu Megawati yang baru saja menggulingkan Bapak Gus Dur. Ketika itu ada cawapres ada dua, satu Pak Hamzah Haz, kedua Pak SBY," kata Herzaky, Minggu (3/10).
Dalam pemilihan wapres saat itu, SBY kalah dari Hamzah Haz. Namun, menurut Herzaky, aspirasi masyarakat yang ingin SBY menjadi Presiden RI sudah menggema.
"Ternyata di situ, meskipun banyak suara publik yang menginginkan Pak SBY di luaran itu sebagai Bapak presiden, ternyata kalah oleh Pak Hamzah Haz. Ini ceritanya sudah pernah disampaikan," terang Herzaky.(detik)