GELORA.CO - Upaya mediasi antara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, tertunda. Mediasi tersebut tertunda lantaran penyidik memiliki agenda lain.
Di sisi lain, Luhut selaku pelapor Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti juga tidak hadir dalam mediasi yang dijadwalkan pada Kamis (21/10) kemarin.
Seusai menjalani pemeriksaan, Haris Azhar dan tim pengacaranya kompak memakai masker dengan tanda silang. Masker bertanda silang itu merupakan simbol pembungkaman terhadap aktivis.
Mediasi Luhut dengan Haris-Fatia Batal Digelar
Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, sedianya datang ke Polda Metro Jaya pada Kamis (21/10) untuk dimediasi dengan Luhut Pandjaitan. Akan tetapi, agenda mediasi itu batal digelar.
"Sudah ketemu dengan penyidik dan ternyata oh ternyata acara hari ini ditunda oleh penyidik," kata pengacara Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, Pieter Ell, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/10) kemarin.
Pieter mengaku tidak mengetahui kapan mediasi kliennya dengan Luhut bakal dilakukan. Dia hanya mengatakan mediasi hari ini tidak jadi dilakukan karena penyidik masih dalam kegiatan kedinasan.
"Ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Kemudian dengan alasan kedinasan. Jadi alasan kedinasan dari penyidik," ungkap Pieter.
Mediasi Sesuai SE Kapolri
Menurut Pieter, mediasi itu merupakan inisiatif dari pihak Polda Metro Jaya. Menurut Pieter Ell, mediasi itu sejalan dengan SE Kapolri dalam penyelesaian perkara pencemaran nama baik melalui ITE.
"Kita belum pernah diperiksa dan ini saya tekankan inisiatif dari penyidik sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 8 dan TR dari Kapolri," tutur Pieter.
Haris Azhar menanggapi santai soal ditundanya upaya mediasi itu.
"(Soal penarikan konten YouTube) itu nanti kita lihat kan mediasi belum jalan. Yang namanya pihak sana mau minta apa, ya nggak apa-apa. Itu hak mereka," ujar Haris.
Masker Simbol 'Pembungkaman'
Haris Azhar dan tim pengacaranya memakai masker tanda silang itu seusai mediasi batal digelar. Menurut pengacara Haris Azhar, masker tersebut menyimbolkan pembungkapan terhadap para aktivis.
"Ini makai masker ini artinya ada pembungkaman terhadap aktivitas mengkritisi kerja-kerja pejabat publik. Ini tanda dari masker ini," kata Nelson di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Menurut Nelson, pembungkaman ini bukan hanya menimpa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Dia menilai pembungkaman saat adanya kritik terhadap pejabat publik kerap terjadi saat ini.
Dia menambahkan, proses pembungkaman itu membuat banyak warga kemudian takut menyampaikan pendapat atas kinerja pejabat publik.
"Kita baca di pemberitaan di media massa ini kan sedikit-banyak membuat orang-orang takut membuat konten, menyampaikan pendapat di ruang siber, di ruang digital," terang Nelson.(detik)