Ketua MUI Respon Klaim Yaqut: Indonesia Hadiah dari Allah, Bukan untuk NU Saja

Ketua MUI Respon Klaim Yaqut: Indonesia Hadiah dari Allah, Bukan untuk NU Saja

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis menanggapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yang mengklaim bahwa Kementerian Agama adalah hadian negara untuk Nahdatul Ulama (NU).

Cholil Nafis membantah klaim itu. Dia menyebut bahwa negara ini adalah hadiah dari Allah untuk Bangsa. Bukan saja bagi NU seperti yang diklaim Yaqut.

“Indonesia hadiah dari Allah untuk bangsa, dan Kementerian agama itu mengurusi semua agama bahkan kepercayaan. Bukan hadiah buat NU saja,” ujar Kyai Cholil Nafis di Twitter-nya, Ahad (24/10/2021)..

Kyai Cholil mengatakan bahwa bukan saja NU yang berjasa bagi negara. Tetapi semua pihak. Sehingga resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Hasyim Asy’ari untuk melawan penjajah, bukan saja untuk NU, tetapi intuk semua golongan.

“Soal tokoh-tokoh NU berjasa itu untuk bangsa bukan hanya untuk NU saja. Begitu saat Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad untuk semua golongan,” katanya.

Di mengatakan, meskipun NU banyak ditempatkan di Kementerian Agama, bukan berarti lembaga itu dikuasai oleh NU.

“NU itu jam’iyah sedari dulu untuk semua golongan. Jika masing-masing golongan mengkapling kementerian dan lembaga negara maka semangat NKRI dan kebhinekaan akan sirna,” kata Kyai Cholil.

Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengklaim kementerian yang dipimpinnya merupakan hadian negara NU. Bukan untuk umat Islam dan agama lainnya.

“Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU’, ‘bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” ujar Yaqut dalam webinar bertajuk Webminar Internasional Peringatan Hari Santri 2021 RMI-PBNU, dikutip Ahad (24/10/2021).

Dia menilai wajar jika sekarang orang-orang NU memanfaatkan banyak peluang di Kementerian Agama.

Yaqut berujar, dari sejarah Kementerian agama muncul karena ada pencoretan 7 kata dalam piagam Jakarta. Kemudian yang mengusulkan itu menjadi juru damai atas pencoretan itu dari pihak NU, kemudian lahir Kementerian Agama karena itu.

“Nah wajar sekarang kita minta Dirjen Pesantren, kemudian kita banyak mengafirmasi pesantren, dan santri juga, saya kira wajar wajar saja tidak ada yang salah,” katanya. [fin]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita