GELORA.CO - Dua kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diperiksa polisi terkait keracunan nasi kotak yang mereka bagikan kepada puluhan warga. Pemeriksaan saksi berlangsung di Polsek Koja, Jakarta Utara.
"Ketua DPC (PSI) Kecamatan Koja dan Ketua DPD (PSI) Kelapa Gading. Ada dua yang kami ambil keterangannya," kata Kapolsek Koja, AKBP Abdul Rasyid saat dihubungi wartawan Selasa (26/10/2021).
Dalam pemeriksaan tersebut, keduanya dicecar dengan sejumlah pertanyaan. Salah satunya terkait tujuan dari pembagian nasi kota kotak ke warga.
"PSI kan partai. Apakah dia mencari suara atau mencari apa, kami belum tahu ke situ atau mencari pendekatan atau ya kan," ungkap Rasyid.
Selain itu, Polsek Koja juga telah menggali keterangan dari sejumlah pihak lainnya, seperti pemilik catering dan warga yang keracunan.
Terkait unsur pidana dalam kasus ini, masih dalam proses pendalaman dengan merujuk pada hasil sampel makanan yang telah dikirimkan ke laboratorium.
"Nah kami kan melihat hasil labnya dulu. Hasilnya apa, kami belum bisa menentukkan ada pidana atau tidak. Kami menetukkan hasil labnya dulu," kata Rasyid.
Puluhan Warga Keracunan
Puluhan warga Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara dilaporkan mengalami keracunan makanan. Hal ini terjadi usai mereka memakan nasi kotak pemberian kader PSI.
Ketua RW 06 Koja, Suratman mengatakan sebanyak 35 orang warganya mengalami keracunan. Dalam nasi kotak yang diterima, terdapat logo PSI yang ditempelkan.
"Nasi boks kami dapat 89 boks (dari PSI). Lalu, ada 35 orang yang tercatat di puskesmas didiagnosis keracunan makanan," kata Suratman saat dihubungi.
Suratman mengatakan, nasi kotak itu berisi lauk telur, buncis, orek tempe, dan sayur tersebut. Tiga jam setelah dilahap oleh warganya, 35 warga itu mengeluh karena merasa mual.
"Temuan (keracunan) kurang lebih 2 sampai 3 jam baru merasakan gejala mual, muntah, terus puyeng. Itu aja yang dirasakan sama warga" jelasnya.
Dari 35 warga yang mengeluh, sebanyak 24 orang di antaranya dibawa ke Rumah Sakit Koja. Sementara 11 sisanya merasa sudah cukup untuk istirahat di rumah.
Kekinian, sebagian besar dari korban sudah diizinkan untuk pulang. Tersisa lima korban yang mesti menjalani rawat inap akibat peristiwa ini. [suara]