GELORA.CO - Prabowo Subianto -- Ganjar Pranowo -- Anies Baswedan, tiga nama teratas dalam berbagai jajak pendapat soal calon presiden pilihan untuk Pemilu Presiden 2024 mendatang. Meskipun masih dua setengah tahun lagi Pilpres 2024, toh genderangnya mulai ditabuh -- para elite mulai pasang kuda-kuda.
Nama-nama seperti Prabowo, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan terus beredar dalam ragam survei capres 2024 terkini. Dalam survei terakhir, Prabowo dan Ganjar Pranowo bahkan saling kejar popularitas. Anies Baswedan cenderung stagnan di posisi ketiga.
Beberapa nama lain yang juga populer dalam radar bursa Capres 2024 seperti Ridwan Kamil, Khofifah Indarparawansa, dan Sandiaga Uno. Termasuk para elite partai, seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, dan Muhaimin Iskandar.
Survei Poltracking Indonesia yang dirilis 25 Oktober 2021, menunjukkan popularitas Ganjar Pranowo berhasil menyalip Prabowo Subianto -- yang sebelumnya dalam beberapa survei Prabowo masih yang teratas.
Survei nasional ini dilakukan Poltracking pada tanggal 03-10 Oktober 2021 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error (MoE) +/- 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam simulasi pertanyaan terbuka yang digunakan survei Poltracking, mengenai siapa sosok yang dipilih responden sebagai Capres bila pemilu dilakukan hari ini, responden paling banyak memilih Ganjar Pranowo, selanjutnya Prabowo Subianto disusul Anies Baswedan.
"Dalam pertanyaan terbuka, Ganjar Pranowo (18.2%) adalah kandidat calon Presiden Indonesia yang paling terekam dalam ingatan publik dibandingkan dengan lainnya, diikuti Prabowo Subianto (17.1%) dan Anies Baswedan (10.2%)," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, dalam pemaparannya.
Kemudian, diurutan selanjutnya ada Ridwan Kamil (2.4%), Khofifah Indar Parawansa (2.1%, Sandiaga Salahuddin Uno (1.7%, Puan Maharani (1.5%), Agus Harimurti Yudhoyono (1.3 %), Airlangga Hartarto (0.5%), Gatot Nurmantyo (0.4%), Andika Perkasa (0.3%), Mahfud MD (0.3%), Erick Thohir (0.2%) dan Muhaimin Iskandar (0.2%).
Jika dilakukan simulasi dengan 15 nama tokoh, angka elektabilitas tertinggi juga masih dimiliki Ganjar Pranowo dengan 22,9 persen. Sedangkan Prabowo Subianto berada diurutan kedua dengan 20,0 persen, dan Anies Baswedan 13.5 persen.
Survei Capres 2024 SMRC yang dirilis 7 Oktober 2021 |
Sebulan sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengeluarkan hasil survei terkait calon presiden (capres) untuk pemilu 2024. Survei nasional kecenderungan dan eksperimental perilaku memilih ini dilakukan pada 15-21 September 2021.
Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni sudah berusia 17 tahun atau lebih. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 981 atau 80%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Temuai survei terbaru SMRC itu menunjukkan popularitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengalami penurunan. Meski begitu, Prabowo masih tetap di posisi puncak.
Dalam simulasi pilihan semi tertutup, ada 15 nama yang dimunculkan jika Pemilu Presiden dilakukan sekarang. Hasilnya, Prabowo mendapat 20,7%; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo posisi kedua dengan 19,0%; dan Gubernur DKI Anies Baswedan meraih 14,3%.
Disusul nama-nama lain seperti Sandiaga Uno 6,5%, Tri Rismaharini 4,6%, Agus Harimurti Yudhoyono 4,5%, Ridwan Kamil 4,4%, dan nama-nama lain di bawah 3%.
"Dari Oktober 2020 ke September 2021 dukungan kepada Ganjar dalam simulasi 15 nama naik dari 11,7% menjadi 19%. Anies naik dari 10% menjadi 14,3%. Sementara dukungan kepada Prabowo sedikit melemah dari 22,2% menjadi 20,7%," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani melalui keterangannya pada Kamis, 7 Oktober 2021.
Pun dengan hasil survei capres 2024 yang dirilis Indikator Politik Indonesia pada periode 30 Juli-Agustus 2021. Nama Prabowo Subianto masih yang teratas dengan 20,4%. Disusul Ganjar Pranowo 20,8% dan Anies Baswedan 15,5%, Ridwan Kamil 5,7%, Sandiaga Uno 5,4% dan Agus Harimurti Yudhoyono 5,4%.
Nama Prabowo menurut temuan Indikator, masih yang teratas berdasarkan simulasi 15 nama dengan pertanyaan 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?… (%)'
Berdasarkan tren enam nama teratas, elektabilitas Prabowo Subianto cenderung stagnan bahkan sempat mengalami penurunan pada April 2021 dengan 19,3%. Begitu juga dengan elektabilitas Anies yang sempat naik di bulan April namun merosot di Juli 2021.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil. |
Sementara tren elektabilitas Ganjar Pranowo terus naik sejak Februari 2020. Bahkan kenaikannya naik drastis di bulan Juli 2021 (20,8%) dibanding bulan April 2021 (13,7%).
"Prabowo Subianto tampak masih lebih besar dukungannya sebagai calon presiden ketimbang nama-nama lain, tapi tidak menonjol. Calon pesaing utamanya yaitu terutama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Kemudian Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono dan Ridwan Kamil," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Eskalator Capres
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan tren kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 tidak terlalu mengejutkan. Bila dibandingkan dari survei Poltracking sebelumnya maupun lembaga survei lainnya yang kredibel, memang ada kecenderungan elektabilitas Ganjar Pranowo naik.
"Memang tren Ganjar Pranowo itu naik dan trennya Prabowo cenderung stagnan atau bahkan turun dari perolehan Pemilu Presiden 2019 lalu. Yang stagnan adalah Anies Baswedan," kata Hanta Yuda dalam perbicangan di tvOne, Senin malam.
Tentunya, kata dia, banyak faktor yang membuat elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu terus naik dan Prabowo cenderung turun. Dari basisnya, Ganjar Pranowo dinilai Hanta, memiliki basis pemilih yang relatif sama dengan Jokowi, yakni dari Jawa Tengah ke wilayah Timur Indonesia.
Sedangkan basis pemilih Prabowo, yakni Jawa Barat ke wilayah Barat Indonesia -- termasuk Sumatera, mulai terpecah berbagi suara atau bergeser dukungan kepada Anies Baswedan. Situasi ini, menurut Hanta, menjadi keuntungan bagi Ganjar Pranowo disamping ada migrasi dukungan di basis-basis Jokowi kepada Ganjar Pranowo.
"Itu lah faktor Ganjar relatif bisa melenggang sendiri mendapatkan ceruk Jokowi ketimbang tadi (Prabowo-Anies) mesti berbagi," ujarnya
Ganjar, menurut Hanta, juga unggul dari sisi pemilih mayoritas dari Jawa. Dari aspek geografis dan etnografis, Ganjar dikesankan lebih 'Jawa' dibanding Prabowo dan Anies Baswedan. Mirip-mirip figur Jokowi yang Jawa dan merakyat.
"Ganjar bisa memainkan peran itu, kesan merakyat itu penting, dibantu oleh dinamika internal PDIP dengan diksi Celeng dan sebagainya, yang digunakan menyerang Ganjar. Itu membuat Ganjar semakin populer dan mendapat keuntungan elektoral," terangnya.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil di Balai Kota |
Disamping itu, panggung Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah turut memberikan insentif elektoral. Selain Ganjar,nama lain yang menjabat gubernur juga masuk radar capres potensial adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.
"Variabel gubernur sebagai eskalator politik. Ada Anies, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Khofifah. Tetapi yang sekarang keliatan gerakannya masif Anies dan Ganjar lebih sistematis dan terlihat dari potret elektabilitasnya," kata Hanta Yuda
Menurut Hanta Yuda, jabatan gubernur adalah panggung paling strategis untuk mendongkrak popularitas Pemilu 2024. Terlebih di masa pandemi seperti ini, para gubernur -- terutama di Jawa -- menjadi episentrum pemberitaan dan paling disorot kinerjanya mengatasi COVID-19.
"Mereka jadi pusat perhatian, kinerja mereka, menguntungkan mereka dengan panggung strategis itu ditambah para gubernur memimpin lumbung-lumbung suara elektoral, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, masing-masing hampir 30 juta suara. Kalau bisa memenangkan 2-3 provinsi Jawa itu dia pemenang pilpres biasanya. Ditambah lagi Pak Jokowi gubernur juga. Jadi gubernur itu tempat yang paling eksklusif jadi calon presiden ke depan, trennya masih begitu," paparnya
Pun demikian, Hanta menyebut segala kemungkinan dalam politik masih mungkin terjadi. Dinamika politik di Indonesia sangat dinamis, ditambah peristiwa-peristiwa politik yang bakal terjadi akan turut menentukan perjalanan ke depan.
Apalagi, merujuk survei terakhir Poltracking, elektabilitas Ganjar masih dibawah 30 persen. Pilpres 2024 juga masih lama, 2,5 tahun lagi.
Variabel lainnya yang tak kalah penting dan ikut menentukan, yakni restu para elite partai politik dan ketua umum partai sebagai pemegang 'tiket' capres. Beberapa nama diantaranya pun sepertinya 'ngebet' nyapres.
"Ada ketua umum partai, Ketum Golkar, ada Puan Maharani, Airlangga Hartarto, ini menjadi penting," imbuhnya [viva]