Oleh: Adian Radiatus*
TANPA terasa sekitar satu tahunan lagi masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan berakhir.
Dan, akibat kebijakan pemerintah pusat, bakal ada ratusan pelaksana tugas kepala daerah. Karena pilkada baru digelar serentak pada 2024.
Banyak spekulasi terkait peluang Anies untuk menjadi kandidat capres 2024 dan bahkan memenangkannya.
Persoalan yang mendasar seakan menjadi terabaikan, yakni seandainya benar nyapres, maka partai manakah yang akan meminangnya.
Publik lupa bahwa Anies memiliki suatu pribadi yang konsisten antara ucap dan laku, di hampir semua situasi dan kondisi.
Di samping itu, sosok Anies sangat menjaga etika dan pemahaman yang tinggi akan arti respek.
Partai Gerindra yang mengusungnya hingga terpilih sebagai Gubernur ibukota dapat menjadi barometer untuk itu. Kacang tak lupa kulit.
Maka ketika para pengecut dan pembenci Anies semakin gelagapan dengan tugas mahadahsyat untuk menghalangi kemunculan Anies sebagai kandidat presiden adalah sebuah analisa, ibarat tangan memukul udara hampa yang hanya berwujud suatu kekosongan belaka.
Begitu dahsyatnya momok menakutkan yang disebar kelompok anti-Anies di banyak ruang media sosial, hingga akhirnya banyak menelurkan hoax yang justru semakin mendongkrak popularitas sang Gubernur ini.
Langkah blunder ini salah total memakai jurus serangan metode yang telah basi dan norak itu.
Sementara pada tataran lain upaya downgrade melalui UU Pilkada dengan memberi jeda waktu pilkada ke tahun 2024 ditengarai menjadi salah satu harapan para pengadang Anies untuk memutus jalan menuju kandidat RI 1.
Penggagas teori ini lupa bahwa justru Anies malah berhasil mendapatkan jalan memenangkan DKI 1 setelah beberapa waktu vakum, selepas tersingkir di kabinet Jokowi.
Kemungkinan sejarah dalam versi kisah yang mirip itu bisa saja terjadi ketika jalan menuju RI 1 terbuka untuknya nanti.
Maka ada baiknya Presiden Jokowi yang merupakan tangan harapan para pengadang Anies ini justru memberikan kepercayaan kepada Anies untuk memegang Plt Gubernur 2022-2024.
Sehingga selain baik untuk warga Jakarta juga peluang ke capres tidak terjadi mengingat sifat dan karakter Anies yang kerja hingga tuntas.
Mayoritas warga Jakarta sudah terlanjur jatuh hati pada segala apa yang dikerjakan sang Gubernur Anies.
Kemungkinan Pilkada DKI 2024 dimenangkan olehnya adalah sangat mudah, semudah membalikan telapak tangannya.
Jadi tidak ada salahnya membiarkan Anies membangun terus Jakarta meskipun dipaksa untuk tidak menjadi ibukota.
Tapi setidaknya Anies akan dikenang sebagai bapak kota Jakarta yang berkarya tinggi dengan cara sadar dan sabar bukan dengan cara barbar seperti pendahulunya itu.
Jangan biarkan Anies vakum adalah penting untuk dianalisis para lawan politiknya. Karena bagaimanapun, Anies mengerikan untuk presiden berikutnya. Ibaratnya "hororable for next president" bila terpilih menduduki kursi itu.
Mengerikan karena Anies akan tunjukan mana akhlak pemimpin yang baik dan tidak baik tanpa tudingan. Seperti biasa hanya dengan senyuman khasnya dan kata-kata yang sejuk namun penuh makna.
*(Pemerhati masalah sosial dan politik.)