GELORA.CO - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengutarakan adanya pihak-pihak yang ingin merusak tatanan di internal partainya. Mereka disebut tak sabar dengan berupaya menyorongkan kandidat di Pemilihan Presiden 2024.
Hasto menilai pihak-pihak itu tidak memiliki etika dan ingin melangkahi kewenangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto menegaskan, tangan dingin Ketua Umumnya telah menciptakan pemimpin-pemimpin yang teruji dan andal melalui proses kaderisasi.
"Lalu, sepertinya ada yang ingin membelah partai, tidak sabar berkaitan dengan capres-cawapres. Lalu ada berbagai bentuk untuk men-downgrade hanya karena elektoral PDIP setiap survei itu selalu tertinggi, padahal itu, kan, melalui sesuatu kerja organisasi termasuk melalui kerja Baguna itu," kata Hasto saat membuka acara pelatihan kebencanaan dengan tema La Nina, Fenomena, dan Dampaknya di kantor pusat PDIP, Jakarta Pusat, Rabu 27 Oktober 2021.
Hasto menyebut, pihak-pihak itu juga menyerang kepemimpinan Presiden Jokowi dalam mengatasi isu pandemi COVID-19. Bahkan Megawati, kata Hasto, juga ikut diserang melalui berbagai isu.
"Kemudian, saya merepons. Padahal seharusnya kita berlomba untuk menghasilkan prestasi bagai atlet-atlet kita di PON Papua. Mereka berlomba kejar prestasi, ada wasit, taat pada aturan main," jelas Hasto.
Politisi asal Yogyakarta itu pun mencontohkan dalam permainan sepak bola terdapat wasit yang membuka pertandingan. Tentu ketika ada gol ke gawang sebelum peluit wasit ditiupkan, maka hal itu merupakan pelanggaran. Demikian pula dalam politik.
"Dalam capres-cawapres sepertinya, kan, seperti itu. Wasitnya saja KPU belum menyusun tahapan pemilu, eh, sudah ada yang mendorong dimasukkan ke gawang. Bahwa seperti itu, kami harus belajar dari olahraga yang taat pada aturan main dan kemudian mencapai prestasi itu karena mereka menggembleng diri karena mereka berlatih," kata Hasto.
Karena itu, Hasto menilai harusnya para peeaku politik di Indonesia menyerap energi positif olahraga itu demi kebaikan bangsa. Seperti acara yang baru saja digelar, pelatihan kepada Baguna menghadirkan berbagai instansi seperti BMKG, Basarnas dan Kementerian Sosial karena dinilai penting agar kewaspadaan bencana menjadi kesadaran bersama.
Ketimbang berbicara politik kekuasaan, Hasto menyarankan, hal - hal yang sifatnya terkait politik kebangsaan diutamakan.
"Padahal banyak sekali yang bisa kita bahas seperti persoalan bagaimana rakyat Indonesia menghadapi kemungkinan terjadinya bencana akibat banjir, tanah longsor yang sering terjadi. Kita, kata Ibu Mega, tak pernah belajar dari persoalan-persoalan bencana yang terjadi sebelumnya. Kalau terjadi bencana, heboh semua menganalisis," jelas dia.
Hasto mengingatkan berdasarkan arahan Megawati, PDIP sudah bergerak untuk mengantisipasi bencana mulai dari hulu ke hilir. Hasto menekankan pada tahun ini saja, PDIP sudah menanam lebih dari 752 ribu pohon.
"Bangunan ini (kantor DPP PDIP), kami green building, kita gunakan solar cell, satu-satunya kantor partai yang menggunakan solar cell. Kami juga banyak taman-taman vertikal, itu memberikan oksigen bagi Indonesia Raya," tutur Hasto.[viva]