GELORA.CO - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani membalas pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang dianggap menyindir Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hasto menyebut, pemerintahan 10 tahun sebelum Jokowi hanya banyak melakukan rapat tapi tidak mengambil keputusan.
Kamhar menyatakan, jika sindiran itu ditujukan kepada SBY, maka Hasto telah salah alamat.
“Entahlah jika itu dimaksudkan kepada presiden terdahulu sebelum Pak SBY,” ujar Kamhar kepada wartawan, Jumat (22/10/2021).
Sebaliknya, anak buah Agus Harimurto Yudhoyono ini menyebut pemerintahan SBY jauh lebih ringkas, terarah dan cepat dalam mengambil keputusan.
Itu merujuk pada testimoni Jusuf Kalla (JK) yang pernah mendampingi SBY dan Jokowi sebagai wapres.
“Kalau zamannya Pak Jokowi, semua soal dirapatkan. Dalam seminggu rapatnya bisa empat sampai lima kali,” katanya.
Karena itu, maka wajar jika kepemimpinan SBY lebih efektif dan lebih cepat dalam pengambilan keputusan.
Sebab, sejak remaja, SBY sudah terbiasa dan terlatih menjadi pemimpin di militer.
SBY juga memiliki latar belakang pendidikan yang paripurna.
Master of art dari Management Webster University Amerika Serikat (AS) dan doktor dalam bidang ekonomi pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Karena itu, Kamhar menegaskan, dalam hal kepemimpinan, SBY disebutnya di atas rata-rata.
Itu terkait kemampuan pengambilan keputusan, kecepatan dan kualitas keputusan.
“Dan ini telah dibuktikan dengan 10 tahun kepemimpinannya telah menghantarkan Indonesia pada banyak capaian dan kemajuan,” kata dia.
Kamhar pun melontarkan sindiran untuk Hasto yang disebutnya berada di alam mimpi.
“Lalau yang dimaksudkan Hasto adalah Pak SBY, bukan hanya salah alamat. Mungkin Hasto sebelum pemerintahan Pak Jokowi hanya hidup di alam mimpi, tak mengenal realita,” sindirnya lagi.
“Karenanya, mengutip dan memodifikasi yang lagi viral dan kekinian di media sosial ‘hei Hasto, bangun, ko tidur terlalu miring, bangun. Nanti ko pe otak juga ikutan miring,'” tandasnya.[pojoksatu]