GELORA.CO - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menuai kritikan luas karena menyebut Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU, bukan umat Islam.
Ketua PP GP Ansor, Rahmat Hidayat Pulungan, menyebut pernyataan Gus Yaqut itu untuk memotivasi NU dan santri. Yaqut bicara di forum webinar yang digelar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri Rabu (20/10). Rahmat mengeklaim santri identik dengan NU.
"Yang namanya santri itu kan identik dengan NU, Menteri Agama yang juga Ketum GP Ansor sudah pasti kader NU. Jadi wajar kalau Menag memberikan motivasi kepada santri dan NU dengan segala kebesarannya harus bisa menjadi penggerak kemajuan dan pemersatu bangsa," ucap Rahmat dalam rilisnya, Senin (25/10).
Rahmat menyebut Kemenag selalu identik dengan NU, meski selama orde baru terpinggirkan. Banyak lembaga pendidikan NU tidak diakui oleh negara dalam hal ini Kementerian Agama.
"Tindakan ini kan diskriminatif, padahal kontribusi pesantren kepada bangsa dan negara luar biasa. Maka sepantasnya kalau Menag dari NU harus bisa mengafirmasi apa yang menjadi kebutuhannya dalam konteks meningkatkan kualitas SDM pesantren dan madrasah," tuturnya.
"Justru saya melihat statemen Menag ini menjawab atas permintaan Ketum PBNU kepada pemerintah yang meminta semua jabatan agama di Indonesia diberikan ke NU."- Rahmat Pulungan
Dia justru heran pernyataan Gus Yaqut turut dikritik oleh Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, yang menyebut pernyataan Gus Yaqut tidak pas dan kurang bijak.
"Menag kan bicara begini karena di Forum Hari Santri, yang ngundang pun RMI PBNU. Jadi kalau pernyataan ini diributkan oleh Sekjen PBNU kita malah bingung. Ini kok enggak nyambung antara Ketum dengan Sekjennya," ujarnya.
"Gus Yaqut ini kan representasi kader NU, selama menjadi Menag banyak mendapatkan apresiasi dari publik dengan segala gagasan dan tindakan. Publik yang tadinya pesimis dengan eksistensi kader NU sekarang malah optimis dan respek kepada kader NU karena dilihat bisa kerja," klaim Rahmat. [kumparan]