GELORA.CO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memberi pesan kepada GoTo supaya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dilindungi dari serbuan China di tengah ramainya kampanye digitalisasi UMKM.
"Kita mau tidak mau harus go digital. Ini bukan pilihan, ini kewajiban. Kalau tidak pasti akan mati," ungkapnya, saat konferensi pers virtual, Kamis, 30 September 2021.
Putra sulung Presiden Joko Widodo ini mengatakan Kota Solo telah berkomitmen untuk membesarkan dan melindungi sektor UMKM. Untuk itu, Gibran berpesan pengelola e-commerce agar melindungi dan mengutamakan produk-produk UMKM dalam negeri.
"UMKM kita harus benar-benar dilindungi. Pak Tama (Wishnutama) sudah bilang kalau produk lokal harus diutamakan, jangan sampai ada misalnya sajadah, hijab, baju Muslim atau batik dari China," tegas dia.
Gibran juga berpesan agar agar biaya untuk merchant UMKM tidak terlalu tinggi sebab hal tersebut dapat menyebabkan mereka kesulitan dan tidak bertahan. “Dari Kementerian, Walikota, Bupati, sudah mengajak ‘ayo go digital, ayo go digital’. Tapi kalau sudah go digital ternyata fee-nya tinggi, ini juga memberatkan untuk UMKM kita,” tuturnya.
Meski demikian ia percaya bahwa seluruh pihak, mulai dari pemerintah hingga swasta, memiliki komitmen dan niat baik untuk melindungi UMKM Indonesia agar bisa naik kelas.
Oleh karena itu, Gibran menyebut harus berkolaborasi dengan menggandeng tangan semua platform e-commerce untuk membuat komitmen dalam percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Saya yakin Indonesia paling cepat proses pemulihan ekonominya, yang jelas karena capaian vaksinasi kita sudah tinggi. Saya ajak warga Solo tidak perlu takut lagi untuk beraktivitas. Kalau kita berdiam diri terus, menunggu sampai semua ini berakhir dan kita tidak tahu kapan ini akan berakhir, ekonomi kita akan seperti ini terus,” papar dia.
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Tokopedia Wishnutama mengatakan Indonesia bahkan berpotensi menjadi negara ekspor dengan kekayaan dan sumber daya alam (SDM) dan kekayaan yang sangat melimpah dan tak kalah bersaing dengan Amerika Serikat (AS) dan China. “Jangan sampai kita hanya jadi pasar doang, jadi tukang doang, bukan jadi tuan di rumah sendiri pada tahun 2030," ujarnya. [viva]