GELORA.CO - Negara diprediksi akan mengalami kerugian besar jika tetap meneruskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang rencananya akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Jika diteruskan, proyek ini tidak akan laku dijual. Sebab selain ongkos bangunnya yang terlalu mahal, pemasukan tidak seimbang dibandingkan dengan biaya operasionalnya,” kata ahli ekonomi, Fuad Bawazier kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/10).
Fuad menambahkan, hasil penjualan dari tiket kereta api cepat hanya seperempat dari total investasinya, sehingga negara tidak mengalami keuntungan besar dari proyek tersebut.
"Jika dijual lakunya paling 25 persen dari total investasi. Kira-kira seperti proyek jalan tol Cibitung-Cilincing yang biaya konstruksinya Rp 10,8 triliun dijual Rp 2,44 triliun atau hanya 23 persennya saja,” ujarnya.
Alih-alih berambisi membuat transportasi kereta cepat yang mahal, pemerintah disarankan memikirkan proyek infrastruktur yang lebih berguna dan menguntungkan bagi rakyat dan negara.
"Proyek-proyek infrastruktur memang dibutuhkan tapi tetap harus pakai perhitungan agar tidak membangkrutkan keuangan negara,” tandasnya. [rmol]