Faizal Assegaf Sebut Tingkah Laku Yaqut adalah Gambaran Badut Bertopeng Agama

Faizal Assegaf Sebut Tingkah Laku Yaqut adalah Gambaran Badut Bertopeng Agama

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kritikus Faizal Assegaf menilai, pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang mengklaim bahwa Kementerian Agama hadiah negara untuk Nahdatul Ulama (NU), seolah merupakan pernyataan badut yang bertopeng agama. Pernyataan itu dinilai merendahkan NU sendiri.

“Saya kira sikap dan tingkah laku bobrok saudara Yaqut ini adalah gambaran badut-badut bertopeng agama. Yang sangat menipu dan menyakiti hati rakyat. Perilaku seperti ini harus diakhiri. Sangat rendah dan jauh dari sifat orang NU yang sangat tulus,” ujar Faizal Assegaf di kanal YouTube-nya, Ahad (24/10/2021).

Menurutnya, pernyataan Yaqut mewakili sebuah realita dalam tubuh NU dan orang-orang yang mengkultuskan KH Hasyim Asy’ari. Bahwa mereka memanfaatkan organisasi tersebut untuk mendapatkan kekuasaan di pemerintah.

“Apa yang disampaikan saudara Yaqut, ini mewakili satu realita yang bukan sekedar kata-kata. Tetapi memang pengkultusan kepada Hasyim Asy’ari, pengkultusan kepada NU. pemanfaatan terhadap wadah organisasi NU, memang tujuannya untuk mendapatkan kekuasaan dari kelompok lingkaran yang selama ini mengkultuskan Hasyim Asy’ari,” kata Faizal Assegaf.

Menurutnya, pernyataan Yaqut itu tidak bisa dilihat dari satu pernyataan yang spontanitas. Dia menduga pernyataan itu telah disiapkan untuk menunjukan sifat NU ke publik.

“Saya melihat pernyataan ini memang sengaja disiapkan dengan kalimat yang sangat teratur, Disiapkan kepada publik untuk menegaskan bahwa: ini kami anak cucu pendiri NU. Lu mau apa. Kita yang berkuasa,” kata Faizal Assegaf.

Dia mengimbuhkan, bahwa NU yang seolah sebagai organisasi moderat, ternyata punya tujuan yaitu perburuan kekuasaan.

Menurut Faizal, Negara ini milik bersama. Terlalu banyak berjuta rakyat bekerja secara tulus untuk membangun negara ini. Bukan saja NU.

“Bukan kelompok keluarga kamu saja yang bertopeng organisasi, bertopeng ulama, bertopeng NU, untuk meraih kekuasaan dengan cara-cara culas, dan kemudian mengumumkan itu tanpa rasa malu ke depan publik,” tutur Faizal.[fin]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita