GELORA.CO - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Menteri Luar Negerinya untuk mengusir duta besar dari Jerman, Amerika Serikat dan 8 negara negara Barat lainnya. Jerman pun angkat suara soal perintah Erdogan tersebut.
Diketahui Erdogan memerintahkan pengusiran usai 10 duta besar negara Barat mengeluarkan pernyataan bersama yang meminta pembebasan filantropis dan aktivis kelahiran Paris, Osman Kavala (64) pada Senin (18/10) lalu.
Pada Sabtu (23/10) malam waktu setempat, beberapa negara yang termasuk dalam daftar pengusiran angkat suara soal perintah Erdogan itu. Pihaknya mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi dari pemerintah Turki.
"Kami saat ini sedang dalam konsultasi intensif dengan sembilan negara lain yang terkait," kata Kementerian Luar Negeri Jerman, seperti dilansir dari AFP, Minggu (24/10/2021).
"Amerika Serikat mengetahui laporan tersebut dan sedang mencari kejelasan dari Kementerian Luar Negeri Turki," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
"Duta besar kami tidak melakukan apa pun yang membenarkan pengusiran itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Norwegia, Trude Maseide, kepada media di negara asalnya.
Trude Maseide juga bersumpah akan terus menekan Turki terkait masalah hak asasi manusia dan demokrasi - komentar yang digaungkan oleh pejabat Denmark dan Belanda.
Selain Jerman dan AS, negara-negara lain yang juga dubesnya bakal diusir adalah Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia.
Ke 10 utusan negara juga telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Turki pada Selasa (19/10) lalu.
Erdogan terdengar sangat marah dalam percakapan dengan wartawan Turki di dalam penerbangan pulang dari tur Afrika.
"Apakah dalam batas Anda untuk mengajarkan pelajaran seperti itu ke Turki? Siapa Anda?" tuntutnya dalam komentar yang dibawakan oleh penyiar swasta NTV.(detik)