GELORA.CO - Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto menilai sosok Fadjroel Rachman adalah jubir presiden yang gagal.
Bukan tanpa alasan, menurutnya, selama ini Presiden Jokowi selalu menyelesaikan segala permasalahannya seorang diri, alias tanpa bantuan Fadjroel.
"Jubir presiden yang ada selama ini dan telah dilempar jadi dubes. Dia adalah jubir tergagal dalam sejarah," ujar Satyo kepada GenPI.co, Minggu (31/10).
Tidak hanya itu, menurutnya, Fadjroel Rachman tidak netral dalam menyampaikan pesan presiden dan terindikasi menjadi buzzer pemerintah saja.
"Selain terkesan hanya jadi buzzer istana, perannya lebih sering jadi panitia adu domba. Padahal, jubir mestinya memiliki fungsi sebagai representatif Presiden," tuturnya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap jubir yang baru adalah sosok yang bisa berkata apa adanya dan memiliki kompetensi di bidang komunikasi.
"Orang yang menjadi jubir semestinya memiliki kompetensi tinggi, paham kebijakan dan mengerti betul gaya sang bosnya dan tidak agresif," ujar Satyo.
Selain itu, menurutnya, juru bicara presiden tidak boleh memiliki sikap arogan, memonopoli kebenaran, dan, tidak anti kritik.
"Sosok tersebut mesti bisa menyambungkan komunikasi antara Presiden dan harapan masyarakat," lanjutnya.
Menurutnya, jubir presiden tetap diperlukan untuk menjalankan fungsi komunikasi. [genpi]