GELORA.CO - Tak berkibarnya sang Merah Putih dalam ajang Piala Thomas 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark pekan lalu, adalah tragedi luar biasa bukan hanya bagi dunia olahraga kita, namun menjadi sebuah tragedi bagi bangsa Indonesia.
Demikian ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Garda Pemuda Nasdem Sumatera Utara, Defri Noval Pasaribu, di Rumah Restorasi, kawasan Ekawarni, Medan, Rabu kemarin (20/10).
"Tak berkibarnya sang Merah Putih saat Tim Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020 tidak hanya sebuah tragedi dalam bidang olahraga bulutangkis tapi menjadi tragedi bagi bangsa Indonesia," katanya, dikutip Kantor Berita RMOLSumut, Jumat (22/10).
Defri menilai, sikap abai dan tak bertanggungjawab dari Menpora menjadi penyebab Indonesia menerima sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA).
Karenanya, Presiden Jokowi diminta segera menindak Menpora dan mengganti dengan sosok muda yang serius pada olahraga.
"Presiden harus mengganti Menpora. Masih banyak tokoh muda Indonesia yang lebih mampu bekerja dan mengerti soal olahraga," ujarnya.
Sebab, sanksi dari WADA bukan tiba tiba terjadi. Jauh-jauh hari WADA sudah memberikan warning kepada Indonesia untuk mengirim sampel tes atlet Indonesia. Namun, peringatan ini diabaikan oleh pihak-pihak terkait.
Akibat tak menggubris warning dari WADA tersebut, maka Indonesia terkena sanksi. Lalu siapa yang paling bertanggung jawab akan hal ini?
"Tentu saja Menpora. Menpora harus bertanggungjawab. Karena akibat ketidakperduliannya, menjadikan Indonesia terkena sanksi," sebutnya.
Lanjut Defri, pengibaran bendera negara dalam ajang olahraga adalah sebuah pengakuan internasional bagi negara pemenang di ajang olahraga. Akan terasa ironi, jika menjadi pemenang tanpa dibarengi berkibarnya bendera negara. Dan hal itu telah dialami oleh Indonesia di ajang Piala Thomas.
Padahal, ke depan Indonesia akan menyelengarakan dan mengikuti beberapa event olahraga internasional. Seperti Superbike di Sirkuit Mandalika, Piala Asia, AFF, dan ajang SEA Games.
"Bayangkan, jika Indonesia masih terkena sanksi. Di ajang olahraga tersebut, sang Merah Putih masih belum bisa berkibar. Betapa dahsyat akibat sikap abai Menpora. Maka tindakan tegas pada Menpora sangat logis dan harus diambil. Agar ke depan pejabat negara tak main main pada masalah seperti ini," papar Defri.
Selain itu, Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) juga harus di evaluasi menyeluruh. LADI harus diisi oleh orang orang yang berkompeten dan bukan orang orang yang menyepelekan sportivitas dan regulasi internasional.
"Evaluasi Lembaga Anti Doping Indonesia secara menyeluruh. Ganti dengan orang orang yang paham dan menjunjungi nilai nilai sportivitas serta patuh akan mekanisme dan regulasi internasional di bidang olahraga. Jangan tahunya lobby dan lobby tapi mengabaikan mekanisme dan regulasi. Ini akibatnya bagi kita, Merah Putih tak berkibar mengharumkan negara," tutup Defri Noval Pasaribu.[rmol]