Demokrat Pamer Bakat Lukis-Lagu SBY: Hasto Insecure!

Demokrat Pamer Bakat Lukis-Lagu SBY: Hasto Insecure!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Partai Demokrat (PD) memilih bersangka baik soal pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan komunikasi politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa dengan mengarang lagu dan menulis buku tebal. 

Demokrat menilai jika pernyataan Hasto ditujukan untuk Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, maka Hasto insecure dan gagal move on.

"Tentang kekosongan posisi jubir presiden, ini sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi. Kami akan menghargai dan menghormati keputusan Presiden Jokowi siapapun nantinya yang akan dipilih dan ditugaskan menempati posisi tersebut, termasuk jika Hasto yang mendapatkan penugasan tersebut," kata Deputi Bappillu PD, Kamhar Lakumani kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).

Jika ucapan politik karangan lagu Hasto ditujukan kepada SBY, maka menurut Kamhar tak relevan. Kemampuan SBY di bidang seni, bagi Kamhar adalah anugerah yang luar biasa.



"Terkait pernyataan Hasto, kami berbaik sangka bahwa itu bukanlah insinuasi terhadap Pak SBY, tidak pas dan tidak relevan. Adalah benar bahwa Pak SBY memiliki karya tulis berupa buku dan karya seni, tak hanya lagu saat ini juga berupa lukisan. Ini bakat luar biasa sekaligus tanda keseimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang optimal dari Pak SBY," ujarnya.

Kamhar kemudian menjelaskan bagaimana jubir Presiden era kepemimpinan SBY selama 10 tahun. Menurut Kamhar, jabatan jubir Presiden era Presiden SBY mumpuni dan justru populer di masyarakat.

"Menjadi tak relevan sindiran Hasto jika dikaitkan dengan keberadaan jubir kepresidenan, karena meskipun Pak SBY bukan yang pertama menggunakan jubir kepresidenan namun di era Pak SBY lah peran jubir kepresidenan menjadi sangat populer yaitu Bang Andi Mallaranggeng dan Bang Dino Pati Jalal di periode pertama dan Bang Julian Aldrin Pasha di periode kedua. Mereka adalah intelektual-intelektual terkemuka dengan reputasi dan capaian yang mendapatkan pengakuan nasional dan internasional," ucap Kamhar.

Memilih gaya politik yang baik dan tak menjelekkan rezim yang berkuasa, Kamhar mengatakan Partai Demokrat bersangka baik terhadap pernyataan Hasto. Justru jika Hasto menegaskan ucapannya itu untuk SBY, Kamhar menilai Hasto gagal move on.

"Jadi kami positif thinking merespons pernyataan Hasto tersebut, karena jika dialamatkan ke Pak SBY, hanya semakin menegaskan bahwa Hasto insecure dan gagal move on. Kami berpegang pada fatsun etika politik berbangsa dan bernegara bahwa penguasa yang sedang berkuasa tak patut dan tak pantas untuk menjelek-jelekkan penguasa pendahulunya sebagaimana dulu ditunjukkan di masa pemerintahan SBY tak pernah menghakimi apalagi menjelek-jelekkan pemerintahan Bu Megawati," sebut Kamhar.

"Negara dan rakyat kita sedang diterpa berbagai persoalan akibat pandemi COVID-19, semestinya semua elemen bangsa bersinergi dan berkolaborasi mengatasi persoalan yang ada, bukan malah sebaliknya. Semoga Hasto terbuka hati dan pikirannya untuk mewujudkan suasana yang lebih teduh dan kondusif," imbuhnya.

PDIP sebelumnya menilai ada-tidaknya jubir Presiden Jokowi berada di tangan sang kepala negara. Namun, ada sejumlah pesan yang disampaikan PDIP soal ada-tidaknya jubir Presiden Jokowi kelak.
"Ada-tidaknya jubir Presiden merupakan bagian dari ranah kebijakan Presiden tentang perlu-tidaknya posisi tersebut," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Selasa (26/10).

Komunikasi politik seorang Presiden, menurut Hasto, penting dan diperlukan. Meski demikian, komunikasi politik itu bagi Hasto tak dapat dijalankan hanya dengan mengarang lagu hingga menulis buku tebal.


"Komunikasi politik Presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu atau menulis buku tebal, namun harus dilakukan proporsional, efektif dan menyentuh hal-hal yang bersifat strategis," imbuhnya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita