GELORA.CO -Wakil Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure, membela ketua umumnya Yusril Ihza Mahendra, yang diminta Partai Demokrat atau PD cuci muka dulu terkait polemik uji materiil AD/ART PD di Mahkamah Agung.
Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, yang disebut Solihin sebagai pelahap gosip, menyayangkan sikap anak buah Yusril tersebut.
"Demokrat menanggapi komentar sinis berbalut fitnah dari Solihin Pure terkait kedatangan Partai Demokrat ke Kemenkumham untuk menyerahkan bukti dan dokumen pendukung terkait uji materiil AD/ART Partai Demokrat. Demokrat menyayangkan Solihin Pure malah ikut-ikutan memberikan komentar yang tidak berdasarkan fakta dan tidak mendidik," kata Herzaky kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Herzaky menegaskan kedatangan Demokrat ke Kemenkumham adalah langkah menyerahkan berkas-berkas bukti dan dokumen yang mereka rasa diperlukan kementerian tersebut yang menjadi Termohon dalam uji materiil AD/ART PD di Mahkamah Agung. Demokrat sendiri bukan pihak Termohon dalam gugatan ini.
"Kami ingin membantu pihak Kemenkumham dalam uji materiil AD/ART Partai Demokrat, mengapa ada yang sewot, ya? Apa mungkin karena khawatir bakal kalah telak dalam uji materiil di MA karena kami yang memiliki bukti dan dokumen pendukung yang sah dan lengkap, dan sekarang bukti dan dokumen itu sudah dimiliki oleh Kemenkumham selaku termohon?" ujar Herzaky.
Herzaky juga meminta Solihin Pure tidak memfitnah mereka terkait pernyataan pemerintah ikut terlibat dalam upaya perampasan Partai Demokrat. Demokrat mengaku tidak pernah menuduh pemerintah.
"Kapan kami menuduh Pemerintah ikut terlibat dalam upaya perampasan Partai Demokrat? Lalu, apa salahnya kami memiliki hubungan baik dengan Kemenkumham, selama di jalan kebenaran dan memperjuangkan keadilan serta sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku?" ujar Herzaky
Herzaky menyarankan anak buah Yusril itu berbicara terukur dan berdasarkan fakta kalau muncul ke hadapan publik. Herzaky juga menyoroti pemilihan kata-kata oleh Solihin Pure.
"Kita sebagai politisi yang sering tampil di publik, harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Minimal dengan memberikan contoh punya tingkat literasi tinggi. Alias membaca dengan cermat dulu, sebelum berkomentar mengenai suatu hal, agar komentarnya tidak salah alamat," katanya.
Sebelumnya, Solihin Pure menilai Herzaky bak peribahasa 'buruk muka cermin dibelah'. Pure mengatakan Herzaky, sebagai juru bicara partai, kerap asal berbicara dan cenderung menerima berbagai gosip yang beredar. Dia menyebut Herzaky tidak layak menjadi juru bicara.
"Buruk muka cermin dibelah. Yang harus cuci muka terlebih dahulu baru bicara itu Anda, Herzaky, karena setiap ucapan-ucapan yang Anda lontarkan banyak yang tak masuk akal, tendensius, dan cenderung mengaburkan masalah," kata Pure dalam keterangannya, Minggu (17/10).
"Sebagai juru bicara, ada banyak pernyataan Herzaky yang asal bunyi karena mengidap sindrom pelahap informasi gosip. Dia cocoknya jadi juru bicara yang mewakili uneg-uneg ibu-ibu saat beli sayuran yang lagi kesal sama tetangganya. Bukan jadi juru bicara partai," kata Pure.(detik)