GELORA.CO - Peneliti Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia Rizqan Kariema Mustafa menanggapi soal bentrok antara mahasiswa dengan polisi di Tangerang, Rabu (13/10).
Rizqan mengatakan, aksi yang berujung bentrok itu dikhawatirkan akan berbuntut panjang.
"Jangan sampai memunculkan pesan tersembunyi seolah anak muda jangan protes atau demonstrasi ke pemerintah. Nanti babak belur," kata Rizqan kepada GenPI.co, Rabu (13/10).
Sebelum kesan itu terjadi, Rizqan menyebut polisi harus segera berbenah.
Polri semestinya bisa lebih bijak dalam menangani demonstrasi.
Rizqan juga menyoroti aksi kekerasan yang terkadang dibarengi dengan hambatan soal identifikasi pelaku.
Munculnya pelaku yang memakai seragam tanpa pengenal yang jelas, seperti nama, pangkat, asal kesatuan, dan wajah, membuat sulit dikenali.
"Ini juga ditakutkan mendorong penggunaan kekerasan dalam anonimitas," katanya.
Hal itu seolah memberikan perlindungan dari kewajiban transparansi dan pertanggungjawaban untuk setiap tindakan yang polisi lakukan di lapangan.
Seperti diketahui, demonstrasi sejumlah mahasiswa terjadi di Kantor Bupati Tangerang, Rabu (13/10).
Demo ini bertepatan dengan HUT Kabupaten Tangerang ke-389.
Mereka menuntut Pemkab Tangerang segera menyelesaikan persoalan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2018 tentang pembatasan jam operasional angkutan tambang. [genpi]