GELORA.CO - Polri sangat menghormati kebebasan berekspresi. Sebab terkait hal ini sudah diatur dan dituangkan di dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan UU 9/1998 Tentang Kebebasan Menyampaikan Kebebasan Berpendapat. Disamping itu, penekanan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia merupaka negara yang sangat demokratis dan sangat menghargai kebebasan berekspresi.
Demikian antara lain disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat membuka Bhayangkara Mural Festival di Lapangan Bhayangkara, kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/10).
“Kami institusi Polri memegang teguh aturan-aturan yang ada, arahan dari bapak presiden terkait dengan kebebasan berekspresi. tentunya hari ini, Festival Mural adalah bukti bahwa kami menghormati kebebasan ekspresi,” tekan Kapolri.
Bahkan, Kapolri menyampaikan, sub tema dalam festival mural yang diadakan ini dikhususkan untuk memberikan ruang kritik bagi institusi Polri. Menurut mantan Kapolda Banten ini, hal itu digunakan Polri untuk melihat feedback dari persepsi masyarakat tentang Polri. Masukan yang positif menjadi motivasi, sementara yang negatif menjadi bahan refleksi, instrospeksi untuk merubah menjadi lebih baik.
Tak hanya itu, Kapolri menantang, para peserta untuk tidak segan-segan menuangkan karyanya untuk melakukan kritik bagi Polri. Hal ini, ditegaskan Kapolri untuk menepis isu kalau Polri melakukan pemetaan terhadap muralis jika nantinya melukis mural di lapangan yang bernada kritik.
“Jadi di kesempatan ini kita sampaikan kepada rekan-rekan muralis, nanti yang gambarnya bagus, tentunya akan ada dewan juri khususnya tentang kritik Polri, kalau itu gambarnya paling pedas itu akan juga akan kami terima, dan saya jamin, yang berani menggambar itu akan jadi sahabatnya Kapolri jadi temannya Kapolri,” tekan Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Kapolri, dengan adanya mural kritik, hal itu merupakan bentuk aspirasi dari masyarakat tentang memberikan gambaran tentang institusi Polri saat ini. Sehingga, nantinya akan dilakukan evaluasi dan pembenahan internal, guna menjadi lebih baik dan diharapkan masyarakat lagi.
"Kami institusi Polri menginginkan bahwa masyarakat bisa memberikan gambaran kepada kami tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang Polri. Sehingga kami tiap hari bisa membenahi institusi, sehingga kita bisa siapkan institusi ini, personel-personel kami jadi lebih baik. Jadi Polri yang dipercayai publik, Polri yang dicintai masyarakat," tutur Kapolri.
Lebih jauh, Kapolri mengungkapkan bahwa, diselenggarakannya festival mural ini muncul setelah adanya peristiwa '404 Presiden Jokowi Not Found'. Kemudian hal itu menjadi polemik karena ada oknum yang menghapus mural, tapi ada juga yang membiarkan.
Sebab itu, dengan adanya festival mural dengan peserta diizinkan berekspresi sebebas mungkin hingga kritik pedas, Kapolri menegaskan, ini adalah wujud dari Pemerintah dan Polri tidak anti-kritik yang membangun dari masyarakat.[rmol]