GELORA.CO - Aktivis KAMI Syahganda Nainggolan mengungkap kepribadian dan karakter hebat Irjen Napoleon Bonaparte selama di penjara Bareskrim Polri. Menurut Syahganda, dia menyaksikan betul bagaimana jenderal bintang dua itu sangat jujur dan bersahaja, bahkan menghindari perputaran uang haram di penjara.
Kini nama Napoleon Bonaparte kembali ramai usai melakukan penganiayaan terhadap Muhammad Kece, terpidana kasus penistaan agama dan rasul. Menurut Syahganda, padahal apa yang dilakukan Napoleon terbilang sangat biasa untuk ukuran sebuah penjara.
Karena di dalam sana, kejadiannya sangat jauh lebih mengerikan. Syahganda sendiri merupakan tetangga sel Napoleon. Jika terpidana kasus suap red notice Djoko Tjandra itu ada di sel 26, Syahganda ada di kamar sel 27.
Mantan Kadivhubinter Polri itu kenal baik dengannya, karena merupakan teman debat dan diskusi selama di penjara. Syahganda bahkan mengagumi sosoknya dan menyatakan Napoleon sebenarnya sangat layak menjadi Kapolri karena kecerdasannya.
Kata Syahganda, di matanya, Napoleon adalah orang yang luar biasa cerdas. Saking cerdasnya, semua isu dia kuasai. Dia bahkan sangat nyaman jika harus terlibat perdebatan dengan Napoleon.
“Saya katakan ini supaya publik menyayangi dia. Saya menjadi saksi, selama 10 bulan, dia tak pernah sedikitpun makan uang haram di penjara. Padahal perputaran uang haram di penjara bisa Rp500 juta hingga Rp1 miliar per bulan di penjara,” kata dia dikutip dalam sebuah webinar, Selasa 21 September 2021.
Banyak tahanan di penjara minta tolong 86 ke Napoleon
Kata Syahganda, dia juga sangat kenal dengan anak dan istri dari Napoleon. Dan meyakini kalau dia adalah orang baik.
Adapun perputaran uang haram di penjara didapat dari kontribusi orang-orang baru masuk. Syahganda saja mengaku harus merogoh kocek Rp40 juta ketika masuk ke sana. Begitu halnya dengan Jumhur Hidayat dan Anton.
“Saya enggak bisa bilang itu aparat, saya bilang preman di dalamlah,” katanya.
Sejatinya, sebenarnya Napoleon bisa menjadi ‘markus’ yang bisa menjadi penjembatan banyak tahanan di penjara. Apalagi banyak kawan dia yang memiliki pengaruh besar di negeri ini. Namun, kata Syahganda, pengaruh itu tak pernah digunakan Napoleon.
“Banyak sekali orang yang mau minta tolong ke dia untuk 86 kasus, seperti Bupati Nganjuk waktu pertama kali ditahan. Tapi dia enggak mau. Banyak juga orang-orang kaya yang sampai colek saya untuk minta dihubungkan dengan jenderal Napoleon, tapi dia enggak mau. Dia betul-betul bersih. Saya kagum,” katanya.
Dalam sebuah diskusi, bahkan Napoleon pernah menyatakan pada Syahganda kalau dirinya bukanlah orang kaya. Boleh dibilang, dari sekian banyak jenderal, hanya dialah satu-satunya jenderal yang punya rumah buruk.
“Dia bilang dia satu-satunya jenderal dengan rumah terburuk. Dia juga bilang kalau kamu bebas, kamu bisa lihat rumah saya di Condet,” katanya. [hops]