GELORA.CO - Siswa kelas XI SMK swasta di Kabupaten Ciamis meninggal usai sehari divaksinasi COVID-19. Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra meminta masyarakat untuk jujur dengan kondisi tubuh saat akan divaksinasi.
Yana mengungkapkan siswa tersebut memiliki riwayat penyakit bawaan. Namun, kata dia, kemungkinan siswa itu tidak menyampaikan saat tahapan skrining.
"Bukan karena vaksin, tapi memang siswa ini sudah ada penyakit bawaan. Ketika skrining ada kesalahan," ujar Yana usai memantau vaksinasi di Pesantren Ar Risalah, Cijantung, Ciamis, Selasa (7/9/2021).
Yana meminta masyarakat yang akan menjalani vaksinasi COVID-19 harus jujur dengan kondisi masing-masing. "Sampaikan kalau punya penyakit apa, sedang berobat jalan. Jelaskan kondisi yang sebenarnya tubuh kita saat skrining. Jadi tolong jujur," ucap Yana.
Sekadar diketahui, Cahyono, siswa kelas XI SMK swasta di Kabupaten Ciamis, meninggal setelah sehari divaksinasi COVID-19. Kronologinya, remaja lelaki tersebut menjalani vaksinasi di SMAN 1 Sindangkasih pada Rabu (1/9) pagi. Namun, pada sore harinya, ia mengeluh lelah dan sempat meminta makan daging ayam.
Orang tua sempat melihat Cahyono mengalami kejang pada Kamis (2/9) subuh. Kemudian keluarga menghubungi dokter. Saat dokter tiba ke rumahnya, siswa tersebut sudah meninggal.
Nono, ayah Cahyono, mengatakan anaknya itu mengalami keluhan lambung dan pusing usai menjalani vaksinasi. Dia mengungkapkan anaknya itu memang sakit lambung sebelum disuntik vaksin.
"Meninggal setelah divaksin. Mengalami keluhan lambung dan puyeng. Cuma semalam saja. Sebelum divaksin memang ada keluhan lambung," tutur Nono.
Menurut Nono, anaknya kekeh divaksinasi karena ingin mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Kalau tidak divaksinasi, siswa harus belajar secara daring di rumah.
"Kalau nggak divaksin, takut atau bagaimana. Karena ingin sekolah, divaksin," ucap Nono. [detik]